Mohon tunggu...
jonansaleh
jonansaleh Mohon Tunggu... Ilustrator - Hands are the second thought

Tangan adalah pena dari pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Akan Muncul Banyak "Governor" Tandingan

17 Oktober 2017   22:01 Diperbarui: 17 Oktober 2017   22:08 1089
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum genap 1 x 24 jam the new governor memimpin ibu kota, riuh-rendah sudah terjadi di sini dan di sana. Di dunia maya dan nyata, riuh-rendahnya semakin terlihat. Ada apa gerangan? Tak ada apa-apa, cuma euforia pelantikan yang menggaung dari istana telah memenuhi lorong-lorong jalan ibu kota. Ada yang menyaksikannya lewat layar TV, ada yang langsung menjadi saksi sejarah peristiwa itu; lebih banyak menyaksikannya lewat gawai masing-masing dengan bantuan kuota. Jadilah, semua tahu. Meski masih ada yang tak mau tahu dan berpura-pura  tidak tahu. Semua punya pilihan. 

Menjadi efekria yang tidak elok ketika wangi pelantikan itu dikabarkan. Pantulan lorong dan gedung yang merekam kata seperti tak sejalan dengan pengucap, sang governor. Gaung diharapkannya dapat menimbulkan rasa bangga masyarakat yang sedang dan yang akan dipimpinnya ternyata punya gema yang berbeda. Sebagian berbangga, sebagian merenung sambil mengidentifikasi: Siapakah saya di tanah ini? sebagian lagi tak tahu siapa? Dan sebagian melirik orang di samping, "eh loe siapa di sini? Di tanah dan pijakan yang sama, saling bertanya. 

Begitulah, Satu kata beribu gaung. Tapi yang berucap tak menyadari akan banyak gema yang akan kembali kepadanya.

Dalam benak penulis, pintasan singkat di atas (barulah) awal pertandingan yang sebenarnya akan dilakonkan. Mungkin -sambil tak berharap- akan banyak pasang mata dan telinga yang setia menyimak setiap inci perkataan sang governor. Sambil mencari-cari celah dimana ia sembunyikan selilit dari keseleo lidahnya. 

Perih dan pedih memang. Jaman now, perkataan apa pun sudah tak bisa lagi disingkapkan dari atap yang bocor. Apalagi dalam konteks politik kekinian. Jelas dan menderang, yang mana akan menjadi lawan dan kawanmu. Meski tak punya perasaan, politik tetap selalu menyimpan dendam kesumat. Korbannya adalah kedamaian yang lama terjalin terpaksa harus dikoyak oleh karena kebencian.

Durasi waktu dalam setahun jabatan bapak Anies-Sandi adalah 31.536.000 detik. Maka kalikan saja detik sebanyak itu selama 5 lima tahun kepemimpinan mereka. Hhhh.. kalkulator,,, mana kalkulator..!? Maka sebanyak detik itulah peluang masyarakat untuk 'menandingi' sang governor. Para Gubernur tandingan tersebut akan senantiasa mengawal sang governor. Meski tak selalu mendeklarasikan keberadaannya (seperti gubernur tandingan FPI dulu) namun akan selalu melangkah bersama sang gubernur. Dan pasti kadang akan melangkahi sang gubernur. Semoga sang gubernur tetap selalu memegang amanahnya dengan baik dan bijak. 

Gubernur tandingan boleh datang silih berganti 'menandingi' the real one, kita berharap apa yang sudah disumpahkan dan dijanjikan akan terlaksanya. 

Selamat buat Pak Anies-Sandi dan yang akan menjadi 'Gubernur' tandingan. Yang banyak bertanding dan siap menjadi calon ada di media sosial. Mereka ada di mana-mana. Mereka mungkin pribumi mungkin juga non pribumi atau separuhnya pri... separuhnya ...bumi. Siapa tahu, kan?

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun