Mohon tunggu...
Joko Alim
Joko Alim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktif

Mahasiswa Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Mahasiswa dalam Menyongsong SDGs di Indonesia

6 Oktober 2021   08:00 Diperbarui: 6 Oktober 2021   08:08 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

  • Latar Belakang

‘Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia’, begitu isi dari salah satu sila yang terdapat pada ideologi Pancasila negara kita, Indonesia. Dari kata yang terdapat pada sila tersebut sudah jelas bahwa salah satu prinsip atau tujuan dari para pendiri bangsa ini adalah untuk memberikan keadilan yang sama rata bagi seluruh rakyatnya. Namun, kenyataan pahit yang ada di tengah-tengah kita saat ini adalah kesenjangan yang cukup besar meraja lela di seluruh penjuru Nusantara. Banyak saudara setanah air kita yang tidak memiliki akses untuk hal-hal yang sangat mendasar bagi kehidupan manusia. Jangankan membicarakan soal hak setiap anak untuk mengenyam bangku pendidikan, mereka yang kurang beruntung ini bahkan tidak memiliki akses ke makanan yang layak konsumsi dan air bersih.

Fakta yang memilukan ini tentunya tidak dapat diterima oleh setiap orang dari berbagai kalangan. Maka dari itu, akan jauh lebih baik apabila kita berusaha sepenuhnya untuk sedikit demi sedikit mengurangi kesenjangan yang ada, karena hal ini tidak dapat dibiarkan terus menerus berkembang di negara kita. Dampak yang ditimbulkan pun sangat merugikan bagi bangsa kita ini. Disamping kesedihan yang harus dialami oleh kaum yang kurang beruntung, kesenjangan juga sangat menghambat pertumbuhan dari negara kita. Seperti yang kita ketahui, Indonesia sampai saat ini masih menjadi salah satu negara yang dikategorikan sebagai negara berkembang. Negara berkembang umumnya adalah negara yang belum mencapai tingkat industrialisasi yang relatif terhadap penduduknya dan mempunyai standar hidup menengah ke rendah, begitu definisi beken negara berkembang yang diberikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB) atau dengan kata lain negara berkembang adalah negara yang masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara yang sudah maju.

Bangsa Indonesia harus sekuat tenaga mengejar segala bentuk ketertinggalan yang dialami sekarang karena di dunia yang semakin maju ini dimana teknologi sudah mendunia segala sesuatu selalu bergerak dan berubah dengan cepat. Salah satu komitmen yang ditunjukan oleh bangsa Indonesia dalam melawan masalah ini adalah dengan ikut berpartisipasi dalam suatu rencana aksi global yang telah disepakati pemimpin dunia demi mewujudkan dunia yang adil dalam berbagai bidang dan dunia yang memiliki lingkungan hidup yang sehat. Program yang digadang-gadang  dapat mampu mengatasi masalah kesenjangan dunia ini adalah Sustainable Development Goals atau biasa disebut SDGs.

  • SDGs Demi Masa Depan Dunia yang Adil

SDGs disahkan pada tanggal 25 September 2015 di sidang umum PBB yang berlokasi di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di New york. SDGs sendiri merupakan titik terang terbaru dalam perencanaan pembangun global untuk kedepannya. Pengesahan ini diikuti oleh 193 kepala negara dari berbagai penjuru dunia. Salah satunya adalah Indonesia yang pada saat itu diwakilkan oleh Jusuf Kalla dimana waktu itu beliau merupakan wakil presiden pada masa pemerintahan Presiden Jokowi periode pertama.

Sustainable Development Goals sendiri meruupakan program yang menggantikan program terdahulunya, yaitu Millenium Development Goals atau yang biasa disingkat dengan MDGs. Dengan mengedepankan prinsip “Leave No One Behind”, SDGs diharapkan mampu menjawab dua pertanyaan utama, yaitu sejauh mana pihak yang tertinggal dapat terlibat dalam proses (Keadilan Prosedural) dan sejauh mana kebijakan dan program yang diterapkan dapat menjawab permasalahan yang dialami pihak tertinggal (Keadilan Subtansial).

Tujuan yang menjadi fokus utama program ini adalah sebagai berikut: (1) Tanpa kemiskinan (No Poverty); (2) Tanpa kelaparan (Zero Hunger); (3) Kehidupan sehat dan sejahtera (Good Health and Well-Being); (4) Pendidikan berkualitas (Quality Education); (5) Kesetaraan gender (Gender Equality); (6) Air bersih dan sanitasi layak (Clean Water and Sanitation); (7) Energi bersih dan terjangkau (Affdorable and Clean Energy); (8) Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (Decent Work and Economy Growth); (9) Industri, inovasi dan infrastruktur (Industry, Inovations, and Infrastructure); (10) Berkurangnya kesenjangan (Reduce Inequality); (11) Kota dan komunitas berkelanjutan (Sustainable Cities and Communities); (12) Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (Responsible Consumption and Production); (13) Penanganan perubahan iklim (Climate Action); (14) Ekosistem laut (Life Below Water); (15) Ekosistem darat (Life On Land); (16) Perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh (Peace, Justice, and Strong Institution); (17) Kemitraan untuk mencapai tujuan (Partnership for The Goals). Dengan fokus terhadap 17 tujuan dan 169 target ini, SDGs diharapkan mampu untuk menanggulangi berbagai masalah kesenjangan global yang dihadapi sekarang.

Tidak hanya melibatkan pemerintah namun dalam program SDGs sangat diharapkan partisipasi dari berbagai aktor lain seperti  akademisi, sektor swasta, Civil Society Organization (CSO), dan seluruh aktor pembangunan lainnya. Partisipasi seluruh kalangan sangat diharapkan dalam menyukseskan program SDGs ini karena jika kita berbicara mengenai pembangunan global maka hal ini tentunya tidak dapat terwujud secara maksimal apabila yang bekerja hanya dari salah satu sektor.

Pembangunan yang berkelanjutan adalah inti dari seluruh program yang telah diusung ini dan apabila membahas topik tersebut maka salah satu yang menjadi target dan pemeran utama adalah kaum muda karena masa depan yang baik hanya dapat terwujud apabila terdapat penerus yang baik pula. Mahasiswa merupakan kaum muda yang harus berada di garda terdepan dalam proses membantu merealisasikan apa yang sudah direncanakan, Karena mahasiswa sendiri memiliki empat peran penting dalam masyarakat yang harus dilaksanakan, yaitu

  • (1) Agent of Change (Agen perubahan )

Mahasiswa diharapkan dapat menemukan dan mengimplementasikan ide-ide dan inovasi baru dalam berbagai fokus permasalahan yang ada pada SDGs karena sebagian besar permasalahan tersebut adalah permasalahan yang sudah ada sejak dahulu kala maka dari itu hal ini hanya dapat terselesaikan apabila terdapat suatu gagasan yang dapat mengubah sistem yang sudah ada.

  • (2) Iron Stock (Generasi Penerus yang Tangguh)

SDGs merupakan program yang bertujuan untuk memperbaiki standar hidup semua orang di masa depan. Masa depan merupakan suatu hal yang akan dinikmati oleh kaum muda. Maka dari itu mahasiswa sebagai ujung tombak dari generasi selanjutnya harus ikut berpartisipasi dalam menyukseskan progam SDGs agar di masa depan nanti semua hal menjadi lebih adil dan merata.

  • (3) Moral Force

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun