Mohon tunggu...
Joko Ade Nursiyono
Joko Ade Nursiyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 34 Buku

Tetap Kosongkan Isi Gelas

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Inovasi Ternak Sapi Perah Nongkojajar

29 Agustus 2016   12:24 Diperbarui: 30 Agustus 2016   08:47 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana festival nyunggi kaleng susu oleh ribuan peternak sapi perah Nongkojajar, sumber: detik.com

Nongkojajar, sebuah nama tempat kelahiranku yang terletak di wilayah Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Nongkojajar memiliki potensi menjanjikan bagi perekonomian. Potensi yang menjadi salah satu keunggulan Nongkojajar adalah komoditas susu segar sapi perah.

Nama Nongkojajar mulanya belum banyak dikenal, namun akhir-akhir ini mulai mencuat ke ranah nasional. Ya, Nongkojajar menjadi terkenal setelah berhasil meraih dua penghargaan sekaligus dari Museum Rekor Indonesia atau MURI, yaitu penghargaan untuk kategori festival jalan sehat rakyat Nongkojajar yang diikuti sekitar 1.087 peternak yang “nyunggi” atau membawa kaleng susu segar dan berjalan sejauh 10 kilometer sepanjang jalan raya Nongkojajar. Festival tersebut digelar untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) yang ke-71. Keberhasilan itu tidak lain dapat dicapai berkat inisiatif seluruh komponen masyarakat Nongkojajar beserta jajaran pemerintah Kabupaten pasuruan. Prestasi tersebut tak lepas dari penggalakan usaha ternak sapi perah di Nongkojajar.

Penyerahan penghargaan MURI kepada Bupati Pasuruan dalam festival Nongkojajar, sumber: detik.com
Penyerahan penghargaan MURI kepada Bupati Pasuruan dalam festival Nongkojajar, sumber: detik.com
Usaha ternak sapi perah hingga kini terus digalakkan oleh masyarakat Nongkojajar sebagai komponen utama menopang perekonomian mereka. Tahun ini, populasi sapi perah di Nongkojajar diperkirakan sebanyak 8.500 ekor dengan sapi perah produktif sekitar 50 persenlebih. Hal ini menjadikan Nongkojajar sebagai pemasok utama bahan baku produksusu segar di Jawa Timur, bahkan secara nasional. Berdasarkan data komoditas susu nasional, hingga kini kebutuhan susu segar nasional masih dapat terpenuhi sekitar 75 persen, sedangkan 25 persennya berasal dari impor. Ini tentu menjadi tantangan bagi Nongkojajar sebagai penyokong utama komoditas susu Jawa Timur yang menyumbang 30 persen kebutuhan nasional.

Peserta festival dengan semangat membawa kaleng susu segar di kepala, sumber: Sindonews
Peserta festival dengan semangat membawa kaleng susu segar di kepala, sumber: Sindonews
Masyarakat Nongkojajar sendiri menyebut sapi perah penghasil susu segar mereka dengan istilah Rojokoyo. Rojokoyo merupakan sebuah istilah yang berasal dari dua kata, Rojo dan Koyo. Rojo diartikan sebagai raja, sedangkan koyo diartikan sebagai kaya atau penghasilan. Dengan demikian, Rojokoyo dapat diartikan sebagai rajanya kekayaan atau raja penghasilan. Istilah ini sangat terkait dengan peranan sapi sebagai salah satu hewan utama di dunia. Betapa tidak, sekitar 55 persen kebutuhan daging dipenuhi oleh sapi, 85 persen kebutuhan kulit dunia dipenuhi oleh sapi. Menariknya, sekitar 95 persen kebutuhan susu dunia juga dipenuhi oleh susu yang berasal dari sapi, sapi perah.

Selain sebagai tantangan di dalam memenuhi permintaan susu nasional, produk susu segar yang dihasilkan oleh para peternak Nongkojajar sekaligus mengandung peluang yang besar. Dari sumbangsih 30 persen susu segar yang mampu dipenuhi oleh Jawa Timur, sekitar 15 persennya berasal dari Nongkojajar. Artinya, peranan dari Nongkojajar dalam menghasilkan produk susu segar menjadi kunci utama pasokan susu segar Jawa Timur.

Wujud susu segar hasil peternakan sapi perah Nongkojajar, sumber: kpsp-setiakawan.com
Wujud susu segar hasil peternakan sapi perah Nongkojajar, sumber: kpsp-setiakawan.com
Perlu diketahui bahwa produksi susu segar per hari yang dihasilkan oleh seluruh peternak sapi perah Nongkojajar adalah sekitar 1.600 liter. Bisa dibayangkan dalam setahun, sudah berapa liter yang dapat dihasilkan oleh peternak Nongkojajar. Usaha sapi perah di Nongkojajar hingga kini masih berskala mikro alias usaha rumahan. Hampir setiap rumah tangga di Nongkojajar mempunyai sapi perah. Belum lagi di daerah sekitarnya, seperti daerah Pungging, Grati, Kalipucang, Sumber Pitu, Kuntul. Rata-rata kepemilikan sapi perah untuk setiap peternak rumahan saja sekitar 2 sampai 5 ekor, bahkan ada pula masyarakat yang mempunyai jumlah kepemilikan sapi perah kurang lebih 10 ekor.

Mengingat banyaknya kepemilikan sapi perah, masyarakat Nongkojajar membentuk peternak kelompok di dalam menajemen usaha ternak mereka. Dengan sistem tersebut, selain dapat menerapkan efisien pembiayaan, juga secara langsung memberikan keuntungan maksimal sebagai elemen penopang perekonomian mereka.

Banyak kalangan menilai, bahwa susu segar hasil peternakan sapi perah Nongkojajar memiliki kualitas yang tinggi. Hal ini tak terlepas dari peran dan fungsi Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) yang menjadi Tempat Penampungan Susu (TPS) yang tersebar di seluruh wilayah Nongkojajar. Melalui pemutakhiran sistem pengolahan susu dan manajemen kontrol kualitas susu segar, Nongkojajar berhasil menjadi salah satu pemasok utama bahan baku produk perusahaan PT. Nestle yang berada di Kejayan, Pasuruan. Sekitar 85 persen susu segar dipasok ke sana. Bagaimana dengan sisanya?.

Nah, susu segar yang selain dipasok untuk industri itu digunakan untuk produk-produk lokal asli Nongkojajar. Seiring waktu, terdapat banyak produk olahan dari susu segar yang dihasilkan oleh himpunan peternak sapi perah Nongkojajar, seperti yogurt, es krim susu, susu segar botolan, keju, susu bantal dan produk olahan susu segar lainnya. Untuk menunjang pangsa pasar produk lokal yang dihasilkan oleh setiap himpunan peternak sapi perah tersebut, KPSP Nongkojajar berinovasi dengan mendirikan sebuah mini market yang diberi nama mini market KPSP khusus sebagai tempat pemasaran produk olahan susu segar. Ini merupakan salah satu solusi memutar roda perekonomian masyarakat Nongkojajar.

Mini market KPSP Nongkojajar untuk pemasaran produk olahan susu segar Nongkojajar dan komoditas pasar lainnya, sumber: kpsp-setiakawan.com
Mini market KPSP Nongkojajar untuk pemasaran produk olahan susu segar Nongkojajar dan komoditas pasar lainnya, sumber: kpsp-setiakawan.com
Sapi perah begitu menjadi hewan primadona bagi masyarakat Nongkojajar. Selain susu segarnya yang sungguh ekonomis, kulitnya pun juga memberikan keuntungan tambahan. Peternak Nongkojajar biasa memanfaatkan kulit sebagai keripik kulit dan produk non-makanan, seperti bahan pembuatan bedug dan kerajinan tangan dari kulit. Selain kulit, kotoran sapi perah pun juga memberikan manfaat besar kepada peternak Nongkojajar. Kotoran sapi perah biasanya dikumpulkan kemudian dijadikan sebagai pupuk kandang lahan perkebunan masyarakat. Itulah mengapa selain sebagai peternak, mayoritas masyarakat Nongkojajar juga bekerja sebagai petani.

Perangkat penampung kotoran sapi perah sebagai pengekstraksi kotoran sapi menjadi biogas, sumber: kpsp-setikawan.com
Perangkat penampung kotoran sapi perah sebagai pengekstraksi kotoran sapi menjadi biogas, sumber: kpsp-setikawan.com
Salah satu komoditas unggulan di sektorpertanian masyarakat Nongkojajar adalah buah apel. Dengan pupuk kandang yang secara langsung disediakan oleh sapi perah, masyarakat tidak perlu membeli pupuk kandang untuk tanaman apel mereka sehingga lebih efisien biaya. Tidak hanya itu, sejak tahun 2013, KPSP Nongkojajar memberikan penyuluhan kepada seluruh peternak secara bertahap. Tujuannya adalah menawarkan inovasi atau trobosan alternatif bahan bakar untuk memasak, yaitu biogas atau gas biru. Dengan teknik akumulasi kotoran sapi perah pada sebuah tangki penampungan, kotoran yang terkumpul akan terekstraksi dan menghasilkan gas metana. Gas yang terbentuk kemudian disalurkan melalui pipa-pipa kecil dan disambungkan pada kompor. Alhasil, terciptalah bahan bakar gas untuk memasak. Teknik ini secara berangsur diimplementasikan oleh para peternak sapi perah. Dengan demikian, untuk urusan masak-memasak, para peternak sapi perah tak lagi tergantung pada penggunaan gasLPG 3 kg atau 12 kg. Inovatif sekali bukan?.
Program penyuluhan kalangan akademisi dan stakeholder bagi para peternak sapi perah Nongkojajar, sumber: fapet.ac.id
Program penyuluhan kalangan akademisi dan stakeholder bagi para peternak sapi perah Nongkojajar, sumber: fapet.ac.id
Secara langsung, inovasi dan kreasi yang telah diciptakan oleh para peternak sapi perah Nongkojajar sebagai salah satu pelopor aplikasi inovasi hijau di Indonesia. Ini patut diberi acungan jempol. Terlebih lagi, produk berwawasan lingkungan masih menjadi isu nasional yang perlu mendapatkan perhatian. Setidaknya, kreativitas peternak sapi perah Nongkojajar sekaligus menjadi kabar baik untuk Indonesia, bahwa kualitas Sumber Daya (SDM) nasional masih bertahan dan akan terus berkembang. Melalui berbagai inovasi daerah, Nongkojajar mampu memberdayakan para peternak sapi perah untuk terus meningkatkan produktivitasnya. Targetnya Cuma satu, yaitu kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan. Itu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun