Mohon tunggu...
Joko Yuliyanto
Joko Yuliyanto Mohon Tunggu... Jurnalis - pendiri komunitas Seniman NU
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis opini di lebih dari 100 media berkurasi. Sapa saya di Instagram: @Joko_Yuliyanto

Selanjutnya

Tutup

Bola

Muaknya Nonton Sepak Bola Nasional

16 April 2021   09:16 Diperbarui: 16 April 2021   09:26 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: bolalob.com

Wasit yang Ewuh Pekewuh

Ewuh pekewuh itu nggak enakan. Misalkan ada tim yang kalah, kemudian ada pemainnya yang melanggar di kotak penalti tidak diberikan penalti, melakukan pelanggaran keras sungkan mengeluarkan kartu merah, dan memberikan offside aneh kepada tim yang menang agar tidak menang terlalu jauh.

Banyak momen wasit memberikan keputusan berdasarkan budaya ewuh pekewuh, seperti tidak memberikan penalti beruntun kepada salah satu tim, tidak memberikan kartu merah kepada lebih dari satu pemain, dan tidak memberi kartu meski didorong, ditendang, dikata-katai pemain karena menganggap gagal membuat keputusan yang tepat.

Sikap seperti ini banyak dipunyai wasit nasional yang lega tim kandang menang dan pertandingan berakhir seri jika dimainkan di tempat netral. Penciptaan wasit yang ewuh pekewuh memang tidak masuk dalam standarisasi lisensi wasit profesional Indonesia.

Wasit Mental Tempe

Melanjutkan dari sikap ewuh pekewuh, wasit di Indonesia juga dikenal dengan mental tempe. Statistik membuktikan tidak ada tim yang benar-benar digdaya di Indonesia. Setiap musim hampir selalu berganti juara karena memang tidak ada istilah big four di Liga Indonesia. Setiap pertandingan yang disiarkan di televisi selalu dikasih tagline BIG MATCH, meskipun yang bermain adalah Persikabo dan Persipur.

Hal tersebut terjadi karena tim kandang biasanya lumrah meraih 3 poin dan tim lawan hanya mematok target membawa hasil seri. Apalagi bagi tim yang mempunyai basis suporter fanatik yang sepanajang pertandingan memberikan teror dan intimidasi terhadap wasit dan pemain lawan. Akhirnya wasit memilih memenangkan tim kandang daripada pulang hanya menyisakan nama.

Kalau menyaksikan pertandingan yang kebetulan di markas tim dengan suporter fanatik, biasanya hasilnya 3 poin untuk tuan rumah. Hasil seri terjadi jika hanya tim lawan memang jauh lebih superior secara permainan daripada tim tuan rumah. Wasit lebih ingin main aman dengan kerap memberikan keputusan kontroversial menguntungkan tim kandang agar tidak terjadi hal-hal di luar nalar suporter normal.

Demikian beberapa kemuakan pecinta sepak bola menonton sepak bola nasional. Hiburan nonton sepak bola nasional buka terletak pada permainan yang manis seperti tiki-taka atau total football, melainkan ocehan bung jebret dengan diksi-diksi puitis yang lucu dan tidak pas pada tempatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun