Eka pun tak kuasa menahan rasa sakit kandungannya. "Saya sudah enggak bisa nahan, bayinya mau ke luar," kisahnya. Suami Eka belum lama meninggal dunia. Ia punya dua anak yang masih kecil, Rizki (6) dan Saban (4).
Eka tinggal di kontrakan bersama ibunya.
"Bapak saya dan suami sudah meninggal karena sakit," tuturnya. Ibunya pun tak kuasa mencari pertolongan di tengah musibah.
"Saya minta tolong ke orang-orang untuk antarkan anak saya pakai kendaraan tapi enggak ada yang mau. Soalnya banjirnya sudah tinggi," kata Iis (62), ibu Eka.
 Kendati demikian, Iis tak pantang menyerah. Ia melihat ada mobil PLN terparkir. "Ada mobil PLN yang terparkir di pinggir jalan, sopirnya lagi ngecek listrik di dekat sini. Syukurnya mereka mau ngantar," ungkapnya.
Petugas PLN yang sedang menjalankan tugasnya sebagai pasukan khusus di tengah banjir pun menunjukjan empati. Mobil PLN Disjaya mengangkut Eka yang sudah dalam keadaan lemah. Eka dimasukan oleh ibunya ke dalam mobil dan hendak dibawa ke Klinik Pratama Bhakti Asih, Ciledug, Tangerang.
"Tapi saat setengah perjalanan, kepala bayinya sudah ke luar. Saya bantu untuk proses melahirkan di dalam mobil. Alhamdulillah selamat," papar Iis tampak haru. Eka pun melahirkan bayi berjenis kelamin laki - laki dengan berat 3 kg dan panjang 49 cm.
"PLN sangat membantu dan langsung mengantar ke klinik. Kami juga mendapatkan santunan dari PLN," katanya
Itulah kisah kemanusiaan di tengah bencana. Di tengah menjalankan tugas darurat, PLN dan kepolisian menunjukkan jiwa sosialnya: membantu kelahiran insan baru di dunia.