Mohon tunggu...
John Lobo
John Lobo Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi dan Penggagas Gerakan Katakan dengan Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Guru di SMA Negeri 2 Kota Mojokerto Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hati yang Gembira adalah Obat yang Manjur tetapi Semangat yang Patah Mengeringkan Tulang

20 Juli 2021   10:06 Diperbarui: 20 Juli 2021   16:09 2366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bertiga di ruang isolasi. dok.pribadi

Oleh : John Lobo (Penyintas Covid-19)

Semenjak istri saya terpapar Covid-19 pada hari Rabu tanggal 31 Juni yang lalu, saya dan anak-anak mulai mengalami kepanikan. Gejalanya mulai terasa keesokan harinya Kamis 1 Juli. Dimana istriku mulai terasa panas pada tubuhnya (diatas 38 derajat Celcius) , mual, dan pusing. Kondisi yang sama dirasakan juga oleh anakku Diego.

Selanjutnya Diego saya antar ke RS Reksa Waluya. Melalui rapid antigen, Diego dinyatakan reaktif. Tanpa pikir panjang, Diego akhirnya harus menjalani isolasi. Pada saat bersamaan istriku juga memutuskan untuk menjalani isolasi sembari menunggu hasil Swab PCR keluar. 

Berhubung Diego usianya baru 13 tahun maka oleh pihak RS memutuskan agar istriku menjalani isolasi sembari menjaga atau menunggunya. Diego dan mamanya pun diisolasi dalam satu kamar.

Kendati mengalami gejala yang sama dengan istriku dan Diego, saya masih bisa menahan diri untuk tidak melakukan tes Swab dan PCR di Labkesda Kabupaten Mojokerto mengingat di rumah masih ada Clay kakaknya Diego. Sempat terngiang di benakku, jika saya positif Covid-19, lantas siapa yang akan menemani Clay di rumah ?.

Tepat hari Selasa tanggal  6 juli bertepatan dengan ulang tahunnya Clay yang ke 15 saya memutuskan untuk melakukan tes Swab PCR bersama Clay. Ketika jam 17.00 kami mengambil hasilnya, saya dinyatakan positif dan Clay Negatif. 

Saya melihat ada rasa sedih dibenak Clay ketika melihat hasil tersebut. Sepanjang perjalanan kembali ke rumah, saya memberikan kekuatan pada Clay agar dia bisa menerima hasil tes di laboratorium . 

Setibanya di rumah saya langsung mengemas pakaian yang dibutuhkan untuk berangkat ke RS, dan Clay sempat meneteskan air mata ketika saya memberi pesan bahwa papa akan menjalani isolasi di RS bersama mama dan ade.

Tiba di RS saya langsung mendaftarkan diri kemudian oleh petugas langsung diarahkan menuju UGD. Setelah diperiksa dan melihat hasil tes Swab PCR, dokter Winda menyarankan saya untuk pulang saja dulu ." Kamar isolasi sedang penuh dan besok pagi, Rabu (7/7/2021) silahkan datang ke RS untuk menjalani isolasi. Bapak sudah masuk dalam daftar tunggu (waiting list) di RS ini". 

Sembari mengucapkan terimakasih, saya langsung kembali rumah . Clay sontak kaget ketika melihat saya kembali ke rumah. Saya menjelaskan seperti yang disampaikan oleh dokter Winda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun