Mohon tunggu...
John Lobo
John Lobo Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi dan Penggagas Gerakan Katakan dengan Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Guru di SMA Negeri 2 Kota Mojokerto Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kegiatan Ekstra Kurikuler Kristiani di Sekolah Negeri

29 November 2020   21:21 Diperbarui: 5 Juni 2021   22:24 1087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bernadett Papuacte Narendra.dok.pribadi

Oleh : Bernadett Papuacte Narendra 

"Kalau di sekolah negeri ada kegiatan ekstra agama Kristen dan Katolik itu sangat luar biasa bagi saya. Kegiatan ekstra bagi saya adalah menyatukan kami yang beragama Kristen, baik Kristen Protestan maupun Kristen Katolik. 

Saya memahami secara sederhana bahwa melalui SK3 kami yang sama-sama beriman Yesus Kristus dipersatukan dalam aktivitas yang sama untuk membangun kesatuan dan persaudaraan yang dilandasi cinta kasih Kristus" . Berikut tenunan kisahku selama beberapa bulan mengenyam pendidikan di SMA Negeri 2 Kota mojokerto.

Suasannya memang sangat berbeda dengan jenjang pendidikan sebelumnya. Sahabat sepermainan saya biasanya hanya teman-teman yang beriman Katolik namun sekarang saya harus menyesuaikan diri dengan teman yang berbeda agama. Berbagai perbedaan antara kami lantas tidak membuat saya kecewa. Ini adalah pengalaman baru yang sangat membahagiakan karena bisa berjumpa, berkenalan, dan berteman dengan mereka yang berasal dari SMP

Perkenalkan nama saya Bernadett Papuacte Narendra, biasa dipanggil dengan nama Acte. Saat ini duduk di kelas X MIPA 1 / 09. Tempat lahirku di Manokwari, Papua. Kebetulan saat itu ayahku bekerja disana. Beliau merupakan pegawai di kantor pos, sedangkan ibu sebagai ibu rumah tangga. Saya memiliki seorang kakak, kini sedang kuliah di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga, Jawa Tengah. Selama tiga tahun saya menempuh pendidikan di SMP Katolik Santo Yusup Mojokerto.

Sekarang saya duduk di kelas X SMA Negeri 2 . Motivasi yang mendorong saya untuk menempuh pendidikan pada lembaga yang ada di jalan raya Ijen itu didorong oleh beberapa hal antara lain, untuk wilayah Mojokerto dan sekitarnya, sekolah tersebut dikenal sebagai sekolah favorit. Sekolah tersebut menjadi lembaga rujukan dan pilihan utama bagi orang tua  siswa jika ingin menyekolahkan anaknya setelah SMP. Kedua, letaknya cukup dekat dengan rumah sehingga tidak perlu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk sampai di sekolah. Ketiga, memiliki banyak kegiatan ekstrakurikuler sehingga setiap peserta didik bisa mengembangkan bakatnya tanpa harus bingung memikirkan ekstra apa yang akan dipilih.

Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang menyenangkan bagi saya adalah kegiatan dari dari Seksi Kerohanin Kristen dan Katolik (SK3). Kalau kegiatan ekstra agama Islam di sekolah negeri itu biasa. Namun kalau di sekolah negeri ada kegiatan ekstra agam Kristen dan Katolik itu sangat luar biasa bagi saya. Kegiatan ekstra bagi saya adalah menyatukan kami yang beragama Kristen, baik Kristen Protestan maupun Kristen Katolik. Saya memahami secara sederhana bahwa melalui SK3 kami yang sama-sama beriman Yesus Kristus dipersatukan dalam aktivitas yang sama untuk membangun kesatuan dan persaudaraan yang dilandasi cinta kasih Kristus. Menurut pak John guru agama Katolik sekaligus Pembina SK3 bahwa kegiatan ekstra tersebut semacam gerakan Ekumene untuk yang berlandaskan semangat adan cara hidup perdana seperti yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 4:32-37.

Acte Bersama teman sekelasnya. dok.pribadi
Acte Bersama teman sekelasnya. dok.pribadi
Berhubung penasaran dengan ayat Kitab Suci tersebut, akhirnya saya mencoba membaca sendiri ketika kembali ke rumah. Melalui kisah tersebut saya menemukan beberapa point tentang ciri dan cara hidup perdana, antara lain; engumpulkan dan membagikan harta miliknya, berkumpul dan berdoa bersama, setia pada ajaran Para Rasul, tidak egois, rukun antara satu dan lainnya, dan hidup dalam kasih karunia Tuhan. Selama masa pandemic Covid-19 kegiatan ekstra SK3 dilakukan secara virtual setiap jam 10.00 -- 11.30 WIB. Beberapa aktivitas yang dilakukan selam satu setengah jam itu antara lain; saling mendoakan, membaca firman Tuhan, dan sharing pengalaman. Melalui kegiatan tersebut saya merasa dikuatkan oleh sabda Tuhan dan oleh teman-teman yang beriman pada Yesus Kristus.

Kegiatan kerohanian lain yang menarik bagi saya adalah doa pagi bersama sebelum pelajaran yang dimulai pada pukul 06.30. Hal tersebut sangatlah mengasyikkan karena disamping kita lebih menambah iman, namun kita juga lebih diperdalam akan firman Allah. Melalui doa pagi bersama, kami siswa yang beragam Kristen Protestan dan Katolik diajak untuk mengawali setiap kegiatan dengan doa bersama, mendengarkan firman Tuhan, dan diteguhkan oleh renunga singkat yang disampaikan oleh pak John atau sharing pengalaman dari kakak-kaka kelas dan teman-teman lainnya. Selama masa pandemic, kegiatan doa bersama sementara dilakukan bagi siswa/i yang menjalankan pembelajaran secara tatap muka atau Luring( Luar Jaringan). Sementara bagi teman-teman yang melaksanakan pembelajaran Daring, kegiatan tersebut dilakukan dari rumahnya masing-masing.

SMA Negeri 2 juga dikenal dengan sekolah Adiwiyata. Pada saat MPLS kami dijelaskan bahwa sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang membangun program yang baik agar para siswa bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dan berbagai ajaran sopan santun yang dapat menjadi dasar dalam hidup bersama sehingga semua yang berada dalam lembaga tersebut bisa membangun hubungan yang baik dengan sesame juga dengan lingkungan sekitar. Bicara tentang lingkungan hidup yang nyaman sebagai tempat belajar, saya sangat merasakannya ketika berada di SMA Negeri 2.

Saya merasakan sendiri akan sejuknya lingkungan sekolah yang dihiasai dengan berbagai jenis pohon. Suasananya menjadi sangat indah apalagi kebersihan sangat diuatamakan. Area sekolahnya sangat luas sehingga menambah kenyamanan para siswa dan siswi dalam bersekolah serta mengikuti pelajaran. Saat di kelas pun, kami tidak menggunakan kipas angin maupun AC, karena suasana di sekolah kami yang sangat sejuk dan kami pun tidak jenuh dalam mengikuti pembelajaran yang ada di sekolah. Ketika jam pelajaran selesai dan harus kembali ke rumah, saya terkadang tidak ingin cepat-cepat pulang. Maklum nyaman ketika berada di lingkungan sekolah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun