Mohon tunggu...
Johansyah M
Johansyah M Mohon Tunggu... Administrasi - Penjelajah

Aku Pelupa, Maka Aku Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Enak Melihat Orang Lain

5 Juli 2020   08:36 Diperbarui: 5 Juli 2020   08:56 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

            Mungkin kita pernah dengar ada orang mengatakan pada temannya; 'kamu enak ya, sudah jadi pegawai negeri, digaji pemerintah, dan tentu banyak uang. Kami ini apa? Hanya petani, harus diusahakan setiap hari, kalau tidak, apa yang bisa kami andalkan?' Teman tadi senyum dan menjawab; 'mana ada? Justru saya membayangkan lebih aman pada posisimu sekarang, kerja tanpa beban, kalau mau kerja ya kerja. Kalau tidak, siapa yang mau tegur? Kami ini abdi, kalau malas pasti tekena sanksi'.

            Dialog antar dua teman di atas yang berbeda profesi, ternyata antara satu dengan yang lainnya melihat ada sisi kenyamanan dalam pekerjaan di luar profesinya. Tapi, ternyata masing-masing memiliki tantangan dan masalah sendiri. Tidak ada pekerjaan yang bebas dari masalah. Pekerjaan tanpa masalah itu bukan pekerjaan namanya.

            Dulu, saya berprofesi sebagai guru, menganggap enak jadi orang struktural yang mengurusi administrasi. 'Di guru tantangan terbesarnya adalah benda hidup, kalau di administrasi hanya benda mati', begitu dalam benak saya. Ketika berkesempatan menjadi tenaga administrasi, ternyata sama, di sini juga ada tantangan. Bagi saya yang berlatar belakang guru, bahkan terlihat lebih rumit mengurusi administrasi dari pada mengatasi beragam karakter peserta didik.

            Itu artinya, ketika kita berada pada posisi pekerjaan yang mungkin tidak sesuai dengan selera pribadi, sebaiknya dijalani saja dengan lapang dada, jangan dianggap beban. Semakin dianggap beban, semakin beratlah pekerjaan kita. Tentu, ketika itu dijalani apa adanya sembari diniatkan untuk memperoleh ilmu, maka akan muncul spirit kerja yang tinggi. Hal ini tentu sangat membantu kita keluar dari tekanan diri maupun di luar kita.

            Pernahkah kita mengalami? Terkadang kita lebih sering melihat kondisi orang lain hanya sisi luarnya saja; sudah memiliki rumah besar, mobil mewah, pekerjaan yang hebat, dan seterusnya. Lalu kita menyimpulkan bahwa dia bahagia. Ternyata setelah berbincang secara mendalam dengannya, banyak juga masalah keluarga yang sebelumnya kita tidak pernah tau. Dan terkadang di sanalah baru tersadar, bahwa masalah yang kita hadapi ternyata tidak lebih berat dari masalah yang dia hadapi.

            Jadi, apa yang kita lihat dari kondisi orang lain, seolah-olah tidak ada masalah, sesungguhnya kekeliruan. Sebab siapa pun, di mana pun, dan dalam posisi apa pun orang itu, pasti tidak bebas dari masalah. Untuk itulah Islam menganjurkan untuk kita agar tetap bersabar dan bersyukur atas apa yang diperoleh. Kalau mau mengubah kondisi, maka cari ilmunya, usahakan semaksimal mungkin, lalu bertawakkallah.

            Sebaiknya kita tidak usah membandingkan diri kita dengan teman yang kita anggap secara ekonomi lebih mapan. Toh ternyata dia juga sama, menganggap kita sudah hidup mapan. Kelapangan hati, sabar, dan syukur akan membuat kita selalu berpikiran positif kepada Allah. Lalu kalau sering mengeluh, terkadang kita menilai bahwa Allah itu tidak adil.

            Kalau kembali kepada rumus Islam, manakala kita mau nyaman dalam segala situasi dan kondisi, kuncinya adalah menjaga hubungan yang baik dengan Allah, dan menjaga keimanan. Kita tetap berusaha sesuai dengan kemampuan dan profesi. Selebihnya kita menyerahkan kepada Allah. Ketika itu belum tercapai, evaluasi lagi usaha kita, mungkin ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki. Selanjutnya terus berdo'a. Dan ini dilakukan mungkin sampai berkali-kali, hingga apa yang kita impikan terwujud. Semoga. Amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun