Mohon tunggu...
Johansyah M
Johansyah M Mohon Tunggu... Administrasi - Penjelajah

Aku Pelupa, Maka Aku Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Modal Mendidik Buat Orangtua

19 Juni 2018   06:05 Diperbarui: 19 Juni 2018   08:43 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua orangtua adalah pendidik. Bukan urusan kalau dulunya dia sarjana pendidikan atau bukan, karena pendidikan adalah soal kewajiban dan tanggung jawab sebagai orangtua. Ini artinya orangtua wajib menguasai ilmu pendidikan sehingga lebih mempermudah dia dalam menumbuhkembangkan karakter anak-anaknya.

Ibarat berdagang, orang butuh modal dalam merintis usahanya. Demikian halnya dalam pendidikan anak, orangtua juga membutuhkan modal, baik materi maupun non materi. Lalu apa saja modal-modal yang harus dimiliki orangtua dalam mendidik anak-anaknya? Simak uraian berikut ini;

Pertama, orangtua harus mampu menjadi teladan. Di usia kanak-kanak, salah satu kekuatan anak adalah meniru apa yang mereka dengar dan lihat. Kalau mereka sering menyaksikan orangtua shalat, maka lambat laun anak akan meniru dan mungkin bertanya apa itu shalat. Ketika orangtua berkata kasar atau lembut dan sering terdengar oleh anak, kata-kata itu akan terekam dalam memori mereka dan suatu saat akan keluar secara spontan.

Demikian pula dengan sikap maupun perbuatan orangtua lainnya, itu akan menjadi santapan dan pengetahuan yang secara langsung maupun tidak langsung akan menumbuhkan karakter anak-anaknya. Kalau begitu, tidak usah heran kalau setelah mampu bicara, kalimat yang keluar dari mulut anak kita bukan kalimat yang baik karena boleh jadi itu hasil dari simakan mereka terhadap kalimat-kalimat yang sering digunakan orangtua dalam berbicara.

Kedua, orangtua harus banyak sabar. Kesabaran dalam mendidik adalah modal penting. Anak itu ibarat materi ujian. Banyak ragam dan beda tingkat kesulitannya. Namanya anak-anak, ya mereka belum mampu membedakan baik-buruk, benar salah. Yang mereka tau meminta yang mereka inginkan. Kalau tidak dipenuhi mereka menangis. Dunia mereka adalah dunia bermain.

Nah, banyak dari orangtua yang memperlakukan anaknya seperti orang dewasa. Orangtua memaksakan anaknya paham ketika dia memberikan penjelasan dan petuah, padahal anak belum waktunya diberi nasehat. Kalau untuk anak itu tidak perlu banyak nasehat, tapi pembiasaan dengan hal-hal yang baik. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kesabaran.

Ketiga, orangtua haruslah konsisten dalam mendidik anak. Menanamkan karakter kepada anak itu ibarat merawat tanaman. Si pemilik harus rajin mencabuti rumputnya, menghindarkannya dari hama, kebutuhan airnya tercukupi, dan diberi pupuk agar dia tumbuh kembang sesuai harapan. Merawat tanaman ini harus kontinyu dan konsisten, tidak boleh hari ini dirawat, seminggu ke depan dibiarkan.

Cara seperti ini akan membuat tanaman rusak. Apalagi mendidik anak, banyak 'hama' pengganggu dalam hidup mereka. Oleh sebab itu orangtua senantiasa secara konsisten harus terus mendidik, membimbing, dan mengarahkannya sehingga mampu terhindar dari 'hama' kehidupan.

Keempat, orangtua harus banyak memiliki pengetahuan tentang cara mendidik anak. Walaupun bukan sarjana pendidikan, orangtua wajib mendalami pendekatan, strategi, maupun metode pendidikan.

Tentu saja, bukan soal teori-teori melulu yang dikuasai. Bahkan kalau bisa ilmu pendidikan yang sudah terbukti mampu menumbuhkan karakter anak. Untuk itu, kalau pun bukan belajar dari buku, perbanyaklah sharing dengan mereka yang dinilai berhasil mendidik anak-anaknya. Pengalaman mereka itu yang kita butuhkan dan terkadang itu melebihi teoru yang kita temukan dalam buku pendidikan apa pun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun