Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bajuba, Dalam Tantangan dan Peluang Roti Gandum

31 Mei 2022   12:14 Diperbarui: 31 Mei 2022   12:35 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa produk dari Bajuba (Foto : Istimewa)

Peningkatan pendapatan dan teknologi mendatangkan gaya hidup baru di masyarakat, salah satunya kebiasaan mengkonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang.

Hal itu merupakan hal yang menggembirakan, karena tren mengkonsumsi makanan sehat akan memperkuat daya tahan dan daya hidup manusia. Pada sisi lain, tren itu merupakan peluang bisnis bagi para pengusaha yang bergerak di bidang makanan.

Survei dari sebuah perusahaan asuransi dan lembaga penelitian pada 2018 menunjukkan, 73% masyarakat Indonesia menempatkan kesehatan pribadi sebagai isu nomor satu dalam kehidupan mereka. Jumlah ini meningkat 19% dari indeks yang sama tahun sebelumnya..

Hal itu juga ditandai dari perubahan tren gaya hidup sedentary yang sebelumnya banyak dilakukan oleh masyarakat kota besar pada umumnya. Seperti diketahui, sedentary merupakan gaya hidup di mana seseorang kurang dalam aktivitas fisik. Dalam beberapa tahun terakhir tren gaya hidup sedentary pun mulai tergantikan dengan gaya hidup sehat atau aktif.

Menariknya, bukan hanya generasi milenial saja yang mulai menekuni gaya hidup sehat. Para Gen X yang notabennya lahir antara tahun 1965 -- 1979 pun mulai menyadari pentingnya menjaga kesehatan.

Kecenderungan serupa yakni peningkatan tren mengkonsumsi makanan sehat dan melakukan olahraga teratur juga mengalami terjadi pada era pandemi Covid-19.

Pandemi yang mulai terjadi di awal 2020 itu memengaruhi berbagai aspek kehidupan. Pada masa pandemi, kesadaran akan gaya hidup dengan mengubah pola makan jadi lebih sehat mengalami peningkatan.

Perubahan itu punya kaitan langsung dengan persepsi terhadap risiko terkait Covid-19. Selain itu, faktor psikologis (keinginan memperkuat imunitas tubuh) serta tren bekerja dari rumah (work from home) juga jadi faktor utama pada perubahan perilaku terkait makanan.

Peningkatan tren masyarakat untuk mengkonsumsi makanan sehat (dan berolahraga) ini ditangkap oleh GM Bambang Setiyadi pada 2015. Saat itu ia baru pensiun dari sebuah perusahaan swasta.

Membuat berbagai roti, cake, snack atau pastry bukan hal baru bagi lelaki yang lahir dan dibesarkan di Yogyakarta itu. Sebelum memulai bisnis dengan produk unggulan Roti Gandum Isi ia sudah sering membuat roti dan cake untuk konsumsi keluarga. Produk yang dibuat bersama sang isteri, Julia juga jadi bingkisan Lebaran dan Natal.

"Karena dinilai enak oleh keluarga dan teman-teman  lalu resepnya dibakukan," tutur Bambang yang merantau ke Jakarta untuk kuliah sambil bekerja. Setelah  bekerja ia menikah dan mempunyai satu anak laki-laki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun