Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Papat, Ratu Sepak Bola yang Sedang Terluka

27 Desember 2018   02:19 Diperbarui: 28 Desember 2018   08:43 1454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalender akhir tahun 2018 jadi almanak yang menyesakkan bagi Papat Yunisal. Bagaimana tidak, namanya terseret dalam isu praktik kotor pengaturan skor atau match fixing. Selain ia, nama Johar Lin Eng yang juga sama-sama anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI terseret.

Dalam acara talk show Mata Najwa, 19 Desember 2018 nama Papat disebut oleh Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono dan manajer Persibara Banjarnegara, Lasmi Indaryandi dalam menentukan "harga" sokongan bagi Lasmi untuk jadi manajer Timnas U-16 Putri.

Soal jabatan itu, kata Lasmi, berdasar bisikan asisten pribadinya, Tika. Partisipasi sebagai manajer itu merupakan syarat untuk meloloskan Persibara ke 32 besar Liga 3. Uang itu digunakan untuk biaya pelatnas timnas.

"Sedih rasanya, sesak di dada mendengar tuduhan itu. Saya tak pernah lihat uang itu. Bukankah di talk show itu Lasmi sendiri mengatakan biaya sebesar Rp 300 juta yang dikeluarkannya untuk operasional pelatnas?" Kata Papat saat saya berbincang dengannya beberapa waktu lalu.

Ia hanya memverifikasi kelayakan manajer, tempat TC anak-anak di Banjarnegara. Hotelnya bagus gak, lapangannya layak gak. Hanya itu.

"Mahasiswa saya merasa kecewa dan gak percaya dengan berita tentang saya yang dianggap terlibat match fixing itu. Sedangkan keluarga jelas shock dan berharap masalah ini selesai, inginkan kebenaran akan terungkapkan,"kata Papat.

Papat pun melaporkan kasus ini ke Komite Disiplin (Komdis) PSSI, dan minta kasus ini jadi prioritas. "Ini sudah pembunuhan karakter. Mereka harus memberikan bukti-bukti otentik kalau saya terlibat pengaturan skor, seperti yang keluar di media-media," katanya.

Wajar saja Papat gusar, juga gundah. Sebelum terpilih menjadi anggota Exco PSSI, juga sebagai Ketua Asosiasi Sepak Bola Wanita, ia dikenal sebagai salah satu pemain sepak bola wanita legendaris.

Sejak kecil ia sudah bersentuhan dengan olahraga, bermain bulutangkis, basket dan hoki. Hingga suatu saat, setelah melihat temannya mengenakan jaket  jeket (klub) Putri Priangan yang tulisannya 'Sepak Bola Wanita', mengubah perjalanan hidupnya.

Papat lalu masuk masuk klub Putri Priangan pada 1979 dengan posisi penyerang. Dia ikut memperkuat klub itu ke sejumlah kejuaraan, mulai Kartini Cup, Pangdam Cup, hingga Galanita. Penampilan baiknya membuat dia kemudian terpilih masuk timnas (Galanita) PSSI putri pada 1981.

Setahun kemudian Papat mencetak prestasi yang dikenang hingga kini saat memperkuat timnas Indonesia di ASEAN Women's Championship 1982. Saat itu Indonesia berhadapan dengan Singapura di semi final, Papat jadi pemain cadangan. Skor tetap imbang 0-0 hingga menjelang berakhirnya pertandingan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun