Sesaat setelah mengantarkan PSS Sleman promosi ke Liga 1, dalam obrolan di sebuah kafe, saya bertanya kiatnya menjaga konsistensi penampilan di usianya saat ini, Gonzales dengan santai mengatakan :
"Saya tidak mungkin mengandalkan kecepatan dalam usia saat ini. Saya banyak menggunakan otak dan insting saat bermain. Penempatan posisi dan kemampuan membaca arah permainan sangat membantu menjaga ketajaman. Bermain cerdik bisa menghemat tenaga, bisa lebih fokus untuk menjalankan tugas utama sebagai striker, yakni mencetak gol."
Satu lagi pentingnya Gonzales bagi PSS adalah perannya sebagai panutan pemain muda, serta pengalaman lima belas tahun berkiprah di Liga 1 akan jadi asset berharga.
Dari beberapa laga yang kadang diwarnai benturan keras sehingga pemain PSS atau lawannya harus menerima kartu kuning, terlihat Gonzales menenangkan sang pemain. Kharisma pemain yang pernah jadi maskot timnas ini menjadi kelebihan tersendiri yang menguntungkan Elang Jawa.
Ia juga jadi kesayangan suporter, terbukti jelas saat koreo istimewa dan apik ditunjukkan di babak kedua final Liga 2 menghadapi Semen Padang di Stadion Pakansari, Cibinong lalu. Perpaduan warna hijau dan putih membentang di seluruh sisi tribune barat penonton.Â
Kemudian, dibentangkan spanduk raksasa di bagian tengah koreo tersebut. Gambarnya adalah Gonzales yang mengenakan kacamata hitam, dengan balutan pakaian seperti seorang raja.
2. PelatihÂ
Dalam Liga 1 2018 terlihat banyak klub menggunakan jasa pelatih asing. Hanya enam klub yang menggunakan arsitek lokal.
Keputusan itu wajar saja, meski memang tidak jadi jaminan dapat menghadirkan prestasi yang diharapkan. Persebaya yang setengah musim menggunakan jasa Angel Alfredo Vera akhirnya berpaling ke pelatih lokal yang sarat pengalaman, Djajang Nurjaman. Sedangkan PSMS Medan yang ditinggalkan oleh Djajang dilatih oleh Peter Butler.
Klub promosi Liga 1 2018 lainnya, PSIS Semarang yang tetap menggunakan tenaga Subangkit, arsitek yang mengantar Laskar Mahesa Jenar promosi ke Liga 1 akhirnya menggunakan pelatih asing, Vincenzo Annese. Meski begitu, PSIS pada Agustus 2018 lalu kembali ke pelatih lokal, mengganti Annese dengan Jafri Sastra.
Bagaimana peluang Seto Nurdiantoro menukangi PSS Sleman kembali? Rasanya berat, karena berkaca pada lebih beratnya Liga 1, sebuah tim butuh sosok pelatih yang sarat pengalaman baik itu lokal maupun asing.