Mohon tunggu...
Johanes Marno Nigha
Johanes Marno Nigha Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Sedang Senang Menulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bergaya dengan Filsafat: Belajar Kebijaksanaan Tanpa Pernah Mendapatkannya

2 September 2021   20:17 Diperbarui: 2 September 2021   20:19 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat berkaitan dengan kebijaksanaan dan kebijaksanaan bukanlah produk dari sebuah sekolah melainkan sebuah upaya terus-menerus untuk mendapatkanya (Albert Einstein)

Fakultas-fakultas di perguruan tinggi Indonesia saat ini cukup banyak mengajarkan filsafat. Tetapi yang penting dan terutama perlu disadari bahwa dalam belajar filsafat atau kebijaksanaan perlu mengarahkan pada pemahaman dasar akan filsafat sebagai sebuah  upaya terus menerus untuk mendapatkan kebijaksanaan.  

Filsafat (Philo dan Sophia) didefinisikan sebagai cinta pada kebijaksanaan. Seperti kutipan Albert Einstein bahwa ketika belajar filsafat,  anda hanya akan mengetahui sebuah teori tentang kebijaksanaan (f ilsafat)  saja, sementara untuk mendapatkan bentuk filsafat atau kebijaksanaan butuh usaha terus menerus sepanjang hidup. 

Sialnya bahwa urusan belajar tentang kebijaksanaan atau filsafat pada akhirnya membawa si pelajar pada suatu kenyataan pahit. Ia tidak akan pernah mendapatkan bentuk utuh dari sebuah kebijaksanaan.

Mereka yang belajar filsafat perlu menyadari satu hal penting ini. Para pembelajar filsafat  hanya bisa mencintai filsafat tanpa pernah mendapatkannya secara utuh. 

Plato seorang pemikir besar dalam filsafat mengungkapkan dengan tepat hal ini. Ia menggambarkan bahwa  ada dua makhluk yang tidak membutuhkan filsafat. 

Makhluk itu adalah binatang dan dewa atau Tuhan. Binatang tidak perlu mengetahui tentang kebijaksanaan atau filsafat. Sapi tidak pernah berpikir tentang mengetahui kebijaksanaan.

Ia hanya membutuhkan makan dan tidur yang nyaman juga kebutuhan biologis lainnya. Sedangkan dewa atau Tuhan tidak butuh Filsafat karena sudah bijaksana.

Filsafat lalu sangat dibutuhkan manusia agar menjaganya supaya tidak jatuh menjadi seperti binatang yang hanya memikirkan kenyamanan diri sendiri saja. 

Pada sisi yang lain spirit mencari atau upaya pencarian terus-menerus akan kebijaksanaan tidak membuat manusia  menjadi sombong karena merasa sudah setara atau sederajat dengan para dewa atau Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun