Mohon tunggu...
Johanda Saputra
Johanda Saputra Mohon Tunggu... Lainnya - johandasaputrakompasiana

kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Dampak yang Ditimbulkan Pandemi Covid-19 bagi Inflasi di Indonesia

3 Juni 2020   14:05 Diperbarui: 3 Juni 2020   14:08 5169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Asian Development Bank memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional hanya sebesar 2,5 persen pada tahun 2020 atau setengahnya setelah pada tahun 2019 tumbuh 5,0 persen. Hal ini disebabkan oleh pandemi virus corona yang terjadi di indonesia. "Meski Indonesia memiliki landasan makroekonomi yang kuat, wabah covid-19 mengubah arah perekonomian negara ini," kata Winfried Wicklein selaku Direktur Asian Development Bank untuk Indonesia. Ia mengatakan penurunan sejumlah harga komoditas dan gejolak pasar keuangan, berimplikasi buruk bagi perekonomian global dan nasional pada tahun 2020. Terlebih sejumlah negara mitra dagang utama Indonesia juga menghadapi situasi ekonomi yang sulit, maka mendorong terjadinya penurunan daya beli masyarakat seiring sentimen negatif pada bisnis dan konsumen.

Wilfried memprediksi perekonomian global berangsur pulih di tahun 2021, sehingga menjadi momentum bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkuat dengan reformasi kebijakan di bidang investasi yang baru dikeluarkan pemerintah. Inflasi yang mencapai 2,8 persen pada 2019, diperkirakan naik tipis ke 3,0 persen pada tahun 2020, sebelum turun lagi ke 2,8 persen pada tahun 2021. Akan tetapi, tekanan inflasi akibat ketatnya pasokan pangan dan depresiasi mata uang rupiah diperkirakan dapat diimbangi sebagian oleh penurunan harga bahan bakar non-subsidi, serta subsidi tambahan untuk listrik dan pangan. Sementara itu, pendapatan negara dari kinerja ekspor, pariwisata, dan komoditas diprediksi menurun, sehingga menyebabkan defisit transaksi berjalan mencapai 2,9 persen dari PDB di 2020.

Seiring pulihnya taraf ekspor dan investasi pada 2021, volume barang modal impor yang lebih besar akan menyebabkan defisit transaksi berjalan tetap sama seperti pada 2020. Untuk itu, berbagai kebijakan pemerintah harus diterapkan secara tegas dan efektif dalam memerangi pandemi virus covid-19, yang berdampak negatif pada berbagai sektor khususnya bidang kesehatan dan ekonomi. "Maka, perekonomian Indonesia diperkirakan dapat kembali secara bertahap ke jalur pertumbuhannya tahun depan (2021)," pungkas dia.

KESIMPULAN

Akibat dari pamdemi corona ini banyak tempat usaha BUMN maupaun usaha swasta yang berhenti beroperasi, efeknya adalah masyarakat atau karyawan kehilangan pekerjaan dan tidak mendapatkan penghasilan akibatnya daya beli masyarakat mengalami penurunanan. Hal ini la yang menyebabkan terjadinya inflasi, tetapi untuk kasus ini berkemungkinan ankan berkahir pada 2021 atau 2022 dan untuk jangka waktu tersebut bukan merupan inflasi kareana inflasi adalah apabila terjadi kecenderuangan kenaikan harga di pasar secara umum dengan jangka panjang maka bisa disebut dengan inflasi.

Akibat dari pandemi di indonesia pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 hanya setengah dari tahun lalu atau pada tahun 2019 yaitu 2,5 persen di tahun 2020 dan 5,0 persen di tahun 2019. hal ini sangat mengubah arah perekonomian negara ini meskipun negara ini terbilang mempunyai landasan makro ekonomi yang sangat kuat apalagi negara uyang menjadi mitra dagang kita juga mengalami nasib yang serupa dengan indonesia.

Perencanaan reformasi investasi berkemungkinan kecil akan menaikan perkekonomian indosesia pada tahun 2020 sebelum sebelum mengalami penurunan lagi di tahun 2021, akibat ketatnya pasokan pangan dan depresiasi mata uang rupiah diperkirakan dapat diimbangi sebagian oleh penurunan harga bahan bakar non-subsidi, serta subsidi tambahan untuk listrik dan pangan. Dan juga pendapatan negara dari ekspor, pariwisata, dan komoditas diprediksi menurun, sehingga menyebabkan defisit transaksi berjalan mencapai 2,9 persen di tahun 2020.

Harapannya adalah adanya tindakan yang tegas dan pro masyarakat untuk perbaikan ekonomi dari pemerintah, dan juga ditemukanya paksin untuk virus covid 19. diberikanya subsidi bahan dan barang pokok untuk masyarkat yang terkena phk dan yang tertular virus covid 19 dan untuk memperbaiki perekonomian diharapkan ada kenaikan gaji PNS agar produsen bisa menaikan harga barang dan buruh mendapat gaji yang berkecukupan sehingga masyarakat mempunyai daya beli yang kuat. Dan yang bisa kita lakukan adalah untuk pengendalian ekonomi kita adalah dengan membeli dan menggunakan produk dalam negri agar perindustrian di negara kita tidak mengalami kebangkrutan dan juga meminimalisir terjadinya pemberhentian kerja oleh perusahaan - perusahaan yang ada. Dengan begitu inflasi dapat terkendalikan dan perekonomian akan kembali pulih sebagaimana mestinya.

Sumber: 

Merdeka.com

https://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun