Mohon tunggu...
Johan Panjaitan
Johan Panjaitan Mohon Tunggu... Akuntan - Pengamat

Senang mengamati isu - isu yang beredar di masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjawab Pertanyaan Tentang Yesus

24 Agustus 2019   18:47 Diperbarui: 27 Agustus 2019   15:56 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Akhir - akhir ini media dihebohkan dengan ceramah yang  membahas tentang salib dan adanya jin kafir  pada salib tersebut. Sebenarnya ceramah tersebut sudah berlangsung sekitar 3 tahun yang lalu, namun entah kenapa baru tahun ini viral dan menjadi buah bibir diberbagai kalangan.  Ada yang beranggapan biasa saja namun ada juga yang beranggapan bahwa hal tersebut sudah diluar batas dan dianggap melukai hati orang Kristen.

               Menurut saya pribadi, apa yang disampaikan beliau sebenarnya hanyalah mewakili salah satu dari sekian banyak pokok bahasan/pertanyaan yang seringkali dipertanyakan baik oleh orang Kristen itu sendiri maupun oleh orang  orang yang punya keyakinan berbeda . Hal ini terlihat dari komentar - komentar yang muncul ketika thread tersebut disebarluaskan. Bagi saya yang menarik dari kasus ini tidaklah semata  mata tentang viralnya kasus tersebut, namun bagaimana menjawab pandangan tentang status ke Allahan Yesus dan  Roh kudus dalam perspektif iman yang berbeda.

Kedua pribadi ini seringkali menjadi pokok perdebatan yang membuat adanya keraguan tentang kepercayaan Kristen yang dianggap politeisme. Yesus yang seringkali dianggap hanya nabi, diragukan ke Tuhanannya atau Roh kudus yang seringkali dipertanyakan eksistensinya. Menanggapi berbagai pertanyaan tersebut, sudah selayaknya kita sebagai orang Kristen tidak serta merta menyalahkan orang - orang yang berbeda keyakinan dengan kita. 

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa apa yang dipertanyakan menyangkut Yesus dan roh kudus merupakan hal yang sangat prinsip dalam iman Kristen. Munculnya penafsiran yang "melenceng" tersebut adalah bersumber dari pemahaman teologi yang mereka miliki dalam keyakinan mereka masing - masing yang dipastikan berbeda. Jadi, hal yang wajar ketika sesuatu ditafsirkan secara berbeda karena memang dasar pemikiran teologisnyapun berbeda dalam menjabarkannya.  

Seringkali yang jadi dilema adalah ketika kita tidak mampu memberi jawaban maka jawabannya cuma imani saja atau mungkin mengharapkan kebungkaman orang lain atas pertanyaan yang terasa sulit kita jawab. Kita tidak bisa memaksa orang lain bungkam ketika mereka memang merasakan adanya dorongan keingintahuan yang tinggi, justru kita sebagai umat kristiani seharusnya bisa memberi jawaban yang tepat, dan tidak keluar dari landasan teologi yang kita miliki. Hal ini juga sekaligus menjadi cambuk yang membuat kita seharusnya menjadi terdorong untuk belajar dan memperlengkapi diri agar memiliki kemampuan berapologetika yang baik dalam menghadapi banyaknya pertanyaan tentang iman Kristen, khususnya berkaitan dengan ke Allahan Yesus dan Roh Kudus.

               Ada begitu banyak tulisan yang bisa ditemukan untuk jadi rujukan bacaan baik itu di internet ataupun buku - buku lengkap dengan paparan teologis yang sangat mumpuni untuk membuktikan ke Allahan Yesus dan Roh kudus. Namun kali ini, saya akan membahasnya dengan paparan yang lebih sederhana dan ringkas berkaitan dengan ke Allahan Yesus saja. Setidaknya ada tujuh landasan kuat kenapa Yesus harus kita akui ke Allahannya sebagai berikut ini :

Pertama, Ucapan bahasa Yunani "ego eimi" di dalam kitab Yohanes berdasarkan penelitian para ahli adalah hal yang sama dengan "Ani Hu" yang ada di dalam kitab Yesaya. Ungkapan ini adalah mengungkapkan tentang ke Allahan yang kuat dimana Yesus menyaksikan dirinya sendiri bahwa IA adalah Allah yang bisa dipercaya, bisa diandalkan dan tidak ada seorangpun yang bisa menyelamatkan umat Israel/umat manusia selain daripada Yesus. 

Dalam hal ini Yesus menegaskan betapa kokohnya kedudukannya sebagai juru selamat.  Di dalam Yohanes 14:6 Yesus menunjukkan status ke Allahan-Nya dengan menegaskan bahwa Ia adalah jalan kebenaran dan hidup. Ia juga adalah Allah berkuasa untuk mengampuni dosa manusia, Ia bisa bersaksi (Yohanes 8:18) bersama  sama dengan Bapa, sehingga dengan demikian sebagai Khristos Ia tidak perlu memanggil dua saksi lainnya. 

Kedua, Jika Yesus bukan Allah bagaimana mungkin IA akan tampil kelak sebagai Hakim Agung tanpa memerlukan kesaksian orang lain (Yohanes 8:26). Hal ini juga menegaskan bahwa keselamatan itu hanya terjadi di dalam diri Allah itu sendiri, dalam hal ini Yesus.

Ketiga, Yohanes 8: 23 - 24, 28, 51 adalah sebuah pernyataan yang sangat tegas tentang asal muasal Yesus. Ayat tersebut menegaskan bahwa Yesus itu berasal dari Atas, bukan dari dunia, dan IA juga menyampaikan bahwa hanya dengan percaya kepada Dia maka kita tidak akan mati dalam dosa kita (Yoh 8:24; Yoh 3:16). Tidak ada nabi atau siapaun yang pernah bisa berani memberikan pernyataan sekuat itu kalau bukan Allah itu sendiri. Septuaginta bahkan menerjemahkan "ego ho theos", Akulah Allah.

KeEmpat, Yesus menyandang gelar ilahi sebagai Firman (Logos), Alpha dan omega. Hal ini hanya boleh dikenakan kepada Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun