Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Talium dengan Penggunaan yang Agak Khusus

15 Juli 2021   23:55 Diperbarui: 15 Juli 2021   23:55 3168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Talium murni dan mineral Talium. Diadaptasi dari buku: Periodic Table Book - A Visual Encyclopedia, hlm. 138-139.

Gambar menunjukkan Talium murni dalam vial kedap udara, mineral Pyrite yang mengandung besi, belerang, dan sedikit Talium, dan mineral Talium alum yang berwarna abu-abu dan juga mengandung sedikit Talium.

Tabel periodik unsur-unsur kimia, diadaptasi dari buku: Periodic Table Book - A Visual Encyclopedia.
Tabel periodik unsur-unsur kimia, diadaptasi dari buku: Periodic Table Book - A Visual Encyclopedia.
Dalam tabel periodik, Talium (Tl) termasuk dalam golongan Boron atau golongan 13 setelah Indium dan memiliki nomor atom 81. Talium adalah unsur terberat dalam golongan 13 dengan isotop yang stabil.

Seperti yang saya sebutkan dalam artikel: Indium dalam Layar Sentuh, 2 unsur terakhir golongan 13 diberi nama berdasarkan warna garis terang dalam spektrum cahaya yang dihasilkan ketika senyawanya dipanaskan dalam nyala api.

Jika Indium dinamakan berdasarkan warna Indigo, yang merupakan warna cahaya yang dilepaskan atom-atomnya ketika dielektrifikasi, demikian pula Talium (bahasa Inggris: Thallium) dinamakan berdasarkan kata Yunani Thallos, yang berarti "tunas hijau," karena warna nyalanya mencakup cahaya hijau terang.

Talium adalah logam pasca-transisi berwarna abu-abu yang tidak ditemukan bebas di alam. Talium ditemukan secara terpisah oleh kimiawan dan fisikawan Inggris William Crookes pada 1861 dan kimiawan Claude-Auguste Lamy pada 1862. Meskipun kedua kimiawan ini bekerja secara terpisah, namun mereka menemukan unsur Talium dengan cara yang sama, sebagai residu saat membuat asam kuat dengan menggunakan mineral Pyrite.

Talium kemudian ditemukan dalam jumlah yang lebih besar dalam mineral lain, termasuk Talium alum (tawas Talium).

Hanya beberapa ton logam Thalium yang diproduksi setiap tahun. Talium murni beracun dan harus ditangani dengan hati-hati saat digunakan.

Secara komersial, Talium tidak diproduksi dari bijih kalium, tetapi sebagai produk sampingan dari pemurnian bijih logam berat sulfida. Sekitar 60-70% hasil produksi Talium digunakan dalam industri elektronik, dan sisanya digunakan dalam industri farmasi dan pembuatan kaca dan detektor inframerah.

Radioisotop Talium-201 dalam bentuk senyawa Talium klorida larut (TlCl) digunakan dalam jumlah kecil sebagai agen dalam pemindaian kedokteran nuklir, satu jenis uji nuklir untuk stres jantung. Senyawa TlCl juga digunakan dalam pemindaian untuk mempelajari sirkulasi darah pasien.

Garam Talium yang terlarut (banyak di antaranya hampir tidak berasa) sangat beracun, dan secara historis digunakan sebagai racun tikus dan insektisida.

Karena toksisitas nonselektifnya, penggunaan senyawa Talium telah dibatasi atau dilarang di banyak negara. Karena popularitas historisnya sebagai senjata pembunuh, Talium menjadi terkenal sebagai "racun si peracun" dan "bubuk warisan" (bersama Arsen).

Talium oksida membantu membuat kaca yang lebih kuat untuk digunakan dalam kacamata dan kamera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun