Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mulut dan Perut yang Tak Pernah Tidak Relevan

4 Mei 2021   04:13 Diperbarui: 5 Mei 2021   16:55 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lalu, kenapa saya katakan karya Li Liweng itu lucu? Bayangkan, dia adalah seorang epikur (penyuka makanan enak), kok bisa sampai menyesali dianugerahi mulut dan perut? Apakah dia sudah terlalu capek harus setiap hari mengunyah makanan enak itu dengan mulutnya untuk mengirimkannya ke dalam perutnya? Jika mulut dan perutnya dihilangkan oleh Pencipta sesuai dengan keinginannya, bagaimana mungkin dia masih bisa menjadi seorang epikur? Bagaimana mungkin dia masih bisa mengucapkan keluhannya?

Sayang, Li Liweng tidak berada di tengah-tengah kita sekarang ini, kalau ya, mungkin beberapa teman saya akan menyarankan kepadanya: "Bagaimana kalau pak Li ikut berpuasa?"

Jonggol, 4 Mei 2021

Johan Japardi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun