Mohon tunggu...
Joe Lumens Kartono
Joe Lumens Kartono Mohon Tunggu... Pengacara - Senang menulis

‎"Dunia ini memang tidak mungkin bisa menyenangkan semuanya. Tak apa, karena senang dan sedih yang silih berganti. Itulah dunia ini terus berputar dan berputar..."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mitos Sekolah Favorit

27 Juni 2019   10:10 Diperbarui: 27 Juni 2019   10:23 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sekolah favorit itu yang bagaimana sih ? Kok bisa pada bergerombol sudah pada datang orangtua murid waktu subuh hanya untuk dapat nomor antrian daftar.  Sekolah favorit negeri itu sekolah yang sudah lama berdiri. Otamatis fasilitasnya juga lebih daripada sekolah negeri yang lain yang masih hitungan tahunan.

Tetapi apa yakin dengan sekolah favorit si anak akan sukses ?

Atau karena ego kita saja supaya kalau ditanya orang "anaknya sekolah di mana" dengan bangga orangtuanya bilang masuk sekolah favorit x umpamanya begitu..

Terus apa ada manfaatnya buat si anak ? Potensi anak bisa dikembangkan sebesar besarnya tidak ?
Coba tanya orangtuanya dulu melamar pekerjaan yang di tanya apa ? Pasti pendidikan terakhir apa ? Kuliah di mana ? Ambil jurusan apa ? Ipk nya berapa ? Ini semua tertulis di surat cv ketika kita melamar kerja. Pada ingat tidak ?

Coba fokus orang tua dari anak itu mulai sekolah dasar sampai lulus sd, bahkan lanjut sekolah ke smp lihat potensi anak itu ke mana. Saya rasa dilihat dari nilai raport kelihatan kok anak itu potensinya kemana. Itu yang mesti digali dari anak.

Dilihat juga anak ini sifatnya bagaimana, apa tipe introvert, ektrovert atau di antara introvert ekstrovert. Kenapa begitu, sudah banyak pembahasan tentang ini jadi potensi anak itu bisa dilihat jurusan apa nantinya ia ambil untuk karir hidupnya.

Nah, sistem zonasi memang sudah tepat tinggal review kembali bila ada kurangnya. Sudah sepatutnya sekolah dekat dengan tempat tinggal siswa.

Banyak yang bilang Tidak adil bagi yang nilai nemnya tinggi bisa tidak dapat sekolah yang kebetulan sekolah favorit karena bisa kalah sama anak yang nemnya lebih rendah karena faktor rumahnya lebih dekat dari sekolah.

Adil tidaknya tergantung dari kita menerimanya, bila posisi di balik anak kita nemnya rendah bisa adil, jika anak kita nemnya tinggi kita pasti bilang tidak adil, jadi yang tidak adil itu di suatu daerah atau wilayah kecamatan si anak tinggal tidak ada sekolah negeri. Baru itu tidak adil.

Bagaimana menurut kompasianer ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun