Mohon tunggu...
JENY KHAENI
JENY KHAENI Mohon Tunggu... karyawan swasta -

JENY KHAENI is a passionate reader who loves to write, creativity addicted, and an enthusiastic amateur photographer. She is working in shipping company. Follow her on twitter@JKHAENI

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pelajaran Semut Kecil

1 September 2015   11:38 Diperbarui: 1 September 2015   11:53 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ini salah satu cara mengajari anak untuk menghargai kehidupan hewan, sekalipun ia hanya sebesar semut"][/caption]

Artikel ini pernah dimuat di Majalah Sekar Edisi 14/09, Rilis 15 Sept 2009)

Oleh : Jeny Khaeni

Saya tidak memelihara hewan. Kalaupun niat, kura-kura adalah pilihan saya. Bebas bulu soalnya. Meski tidak piara hewan, tak jarang rumah kedatangan hewan-hewan kecil yang tidak diundang. Bagi saya daripada sekedar marah-marah, lebih penting mencari tahu dan mengerti penyebab mereka datang kerumah. Karena itulah cara menuntaskan akar permasalahan.

Putriku, Sila menganggap semut sebagai musuh. Kakinya pernah digigit semut merah saat bermain. Lalu timbul bintil-bintil kecil berair dipermukaan kulit yang sakit sekali bila pecah. Itulah sebabnya dia tidak suka sama semut. Belakangan saya baru tahu Sila suka menginjak-injak semut. Cara yang dia pelajari dari orang lain untuk mengusir semut supaya terhindar dari gigitan.

Suatu sore saya melihat dia mencoba menginjak semut hitam kecil. Ternyata meleset. Semut itu bergerak lebih lincah. Sila bergerak mengikuti semut. Lalu kudekati dia. Sambil berjongkok, saya membawa Sila melihat lebih dekat kawanan semut dan mengajaknya berbicara. Saya katakan bahwa semut juga memiliki papa mama. Jika Sila menginjak semut, papa mama semut pasti kebingungan mencarinya.

Dengan polos Sila melihat tepat ke mataku dan balik bertanya : “Apa kerja papa semut, ma ?”

Meski pertanyaan anak usia 3 tahun itu terdengar lucu, saya tetap menjelaskan bahwa papa mama semut kerjanya membawa remah-remah sisa makanan yang jatuh. Itu alasan para semut berkunjung ke rumah.

Ternyata cara tersebut efektif. Sejak kejadian itu Sila berhenti menginjak semut. Dia juga selalu memperhatikan agar tidak ada sisa makanan jatuh ke lantai. Pelajaran semut juga membantu Sila mengatasi phobia cicak. Sila jadi memahami apa yang menyebabkan cicak bertandang ke kamar. Dia tidak lagi lupa menutup kembali pintu kamar agar nyamuk-nyamuk tidak masuk. Ada nyamuk ada cicak, begitu rantai makanannya.

Sekarang bila melihat kawanan semut. Sila akan berkata :

“Jangan pijak ya, kasihan !”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun