Mohon tunggu...
Joko Martono
Joko Martono Mohon Tunggu... Penulis - penulis lepas

belajar memahami hidup dan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Gara-gara Covid-19, Saya Mulai Mengenal "Za" dan Sejenisnya

29 Mei 2020   15:13 Diperbarui: 30 Mei 2020   07:35 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon pepaya setelah dipupuk, difoto pagi tadi (dokpri)

Terhitung sudah hampir tiga bulan lamanya "mengurung diri" di rumah, bekerja di/dari rumah, membatasi diri ke luar rumah, pastinya akan membawa dampak terhadap berbagai aktivitas kehidupan.

Anjuran di masa pandemi seperti tertuang dalam protokol kesehatan (stay at home, work from home dalam rangka menunjang physical distancing) memang layak ditaati agar virus penyebab Covid-19 tidak menjalar luas hingga ke tempat tinggal kita.

Mengingat panjangnya durasi selalu berada di rumah, barang tentu telah mengundang rasa jenuh, bosan, penat, kadang resah, gelisah menyelimuti emosi. Belum lagi terdengar suara ambulan meraung-raung setiap saat melintas jalan di depan rumah (Bantul ke/dari Kota Yogyakarta) turut menandakan pandemi Covid-19 belum mereda.

Dalam suasana seperti ini tak ada pilihan kecuali sesegera mungkin mencari solusinya. Dan banyak cara kreatif untuk mengendalikan emosi tersebut, karena bila dibiarkan justru akan mengganggu stabilitas mental, jika tak terkendalikan bisa fatal, kehilangan motivasi/semangat mengendor, mengurangi produktivitas kerja.

Menghadapi sikon demikian, sekaligus menghindari rasa jenuh atau bosan di ruang kerja -- adakalanya kita perlu menghirup udara segar di luar ruangan, jalan-jalan di seputar pekarangan rumah, ternyata membawa keasyikan tersendiri.

Bersih-bersih halaman/pekarangan tidak harus selalu dilakukan pembantu/tukang kebun, kita pun sesekali perlu melakukannya dengan hati senang sekaligus melakukan "inspeksi" terhadap apa saja yang berada di sana. Memeriksa tanaman, menata, memilah dan memilih mana yang masih layak tumbuh dan mana yang harus disisihkan supaya terlihat indah dan tertata rapi.

Kebetulan di halaman ada beberapa pohon: jambu, sawo, sirsak, pepaya, yang sudah beberapa bulan tumbuh ala kadarnya, kurang mendapat perhatian. Ada pula tanaman pelengkap beberapa bunga sekadar penghijauan dan penghias halaman.

Beberapa tanaman bunga penghias halaman (dokpri)
Beberapa tanaman bunga penghias halaman (dokpri)

Tanaman-tanaman tersebut paling banter hanya disemprot atau disiram air di musim kemarau. Di musim hujan tumbuh dengan sendirinya.

Namun beda pertumbuhannya setelah dirawat, dibersihkan, dirabuk atau diberi pupuk -- kemudian tanaman tersebut tumbuh semakin subur, daun semakin menghijau berkembang, berbunga dan berbuah banyak. Untuk memenuhi kebutuhan buah segar/dikonsumsi lingkungan sendiri saja lebih, sehingga sering dibagikan ke tetangga/teman.

Dari pengalaman merawat dan memupuk tanaman selama ini, telah menggugah saya setiap saat datang ke toko pertanian menanyakan perihal pupuk apa saja yang cocok diperuntukkan terhadap tanaman yang saya punya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun