Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Di Mana Bandara "Zaman Now"?

20 April 2018   16:08 Diperbarui: 2 Mei 2018   16:47 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kalau kita memasuki kota Bandar Lampung (Bandar Lampung City), maka suasananya tidak terlalu jauh berbeda dengan kota lain di Indonesia. Makanan enak dan nikmat pasti ada. Keramahan penduduknya juga kurang lebih samalah dengan di kota lainnya.

Namun ketika kita bergerak menuju Jalan Branti Raya in Branti, Natar, Baratlaut kota Bandar Lampung, maka kita akan tiba di bandar udara, yang dikenal dengan Bandar Udara Internasional Radin Inten II dengan suasana yang berbeda.Raden Inten II sendiri merupakan Sultan Lampung terakhir.

Bandaranya tidak besar namun terkesan bersih dan nyaman. Suasana yang berbeda muncul ketika kita memasuki ruang tunggu penumpang. Ada semacam kursi sofa yang nyaman bagi penumpang.

Namun yang paling membuat unik, banyak sekali "colokan listrik" yang sengaja disediakan sehingga penumpang dapat "mencharge" atau mengisi lagi telepon genggamnya.

Ini cara kreatif yang sangat memanjakan para penumpang. Tentu dari segi biaya dan energi yang diperlukan tidak terlalu besar untuk seratus pengguna, namun kesan bahwa bandara itu berpihak pada penumpang yang membutuhkan sudah terlihat.

Para penumpang terlihat sangat senang memanfaatkan tenaga listrik itu untuk mengisi telepon genggamnya sambil duduk di kursi yang nyaman.

Sudah menjadi kebutuhan di "zaman now" atau zaman sekarang bahwa telepon genggam harus diisi setiap hari terutama dengan banyaknya program di dalam telepon genggam saat ini.

Seandainya seluruh bandara di Indonesia menggunakan cara pengisian (mencharge) telepon genggam di bandara Lampung ini, bukan mustahil hal itu bukan saja meningkatkan kenyamanan para penumpang, tapi juga meningkatkan pengunjung dan turis yang menggunakan bandara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun