Mohon tunggu...
Nature

Mahasiswa FTP UB Kembangkan Limbah Kulit Kopi Menjadi Bio-PTK

1 Juli 2018   16:10 Diperbarui: 1 Juli 2018   16:12 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Desa Ringin Kembar  merupakan salah satu desa di Kabupaten Malang yang memiliki beberapa jenis hasil perkebunan, salah satunya adalah kopi. Menurut hasil wawancara dengan perangkat Desa Ringin Kembar (2017), diketahui bahwa luas lahan perkebunan kopi mencapai 80 ha dan rata-rata menghasilkan 640 kuintal kopi setiap tahunnya dengan perkiraan limbah kulit kopi sebanyak 320 kg.

Selama ini limbah yang dihasilkan dari pengolahan tersebut belum dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat, limbah kulit kopi langsung dibuang bahkan ada pula yang sampai dibakar sehingga dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan seperti pencemaran pada air, tanah dan udara.

Dengan fenomena seperti itu, lima mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya berinisiatif untuk memanfaatkan limbah kulit kopi menjadi produk yang lebih bernilai. Lima mahasiswa FTP UB tersebut adalah Muhammad Jimly Imamuddin (TIP 2015), Rofiah (TIP 2015), Ainur Roficoh (TIP 2015), Zumarul Inayah (TEP 2015)  dan Virgiawan Prakoso (TEP 2016).

Mereka tergabung dalam tim PKM-Pengabdian Masyarakat dibawah bimbingan Bapak Yusuf Hendrawan, STP, M.App.Life.Sc, Ph.D yang mendapatkan dana hibah dari KEMENRISTEK DIKTI. Program yang dilakukan di Desa Ringin Kembar ini bernama OW-COFFEE (Optimization Waste Of Coffee) yaitu program pemanfaatan limbah kulit kopi menjadi Bio-PTK (Biogas, Pakan Ternak dan Kompos). Program ini bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang lebih produktif dan peduli lingkungan.

"Pembuatan Bio-PTK ini sangat sederhana dan mudah dilakukan. Produk pakan ternak ini menggunakan  kulit kopi kemudian dicampur dengan urea untuk amoniasi selama 1 bulan. Produk kompos menggunakan kulit kopi dicampur dengan kotoran hewan ternak dan EM4 untuk amoniasi selama 3 minggu. Setelah produk tersebut mengalami amoniasi maka produk tersebut sudah bisa diaplikasikan" ujar Ainur.  

Menurut Jimly "program OW-COFFEE ini dilakukan untuk memanfaatkan limbah kulit kopi yang selama ini langsung dibakar dan tidak dimanfaatkan. Dengan dimanfaatkannya limbah kulit kopi ini dimaksudkan agar  dampak negatif bagi lingkungan seperti pencemaran pada air, tanah dan udara dapat dikurangi," ujarnya. Motor Penggerak dari program OW-COFFEE ini adalah Kelompok Tani Desa Ringin Kembar. Jimly dan tim bekerja sama dengan masyarakat khususnya Kelompok Tani untuk mengaplikasikan program tersebut.

Jimly juga berharap OW-COFFEE bisa membantu masyarakat lebih produktif serta mengurangi pengeluaran terkait gas, kompos dan pakan ternak. "Apalagi kalau dilakukan secara berkala Bio-PTK ini bisa menjadi sebuah produk alternatif pengganti gas LPG yang sekarang sudah mulai langka di Desa Ringin Kembar," ujarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun