Mohon tunggu...
Jilal Mardhani
Jilal Mardhani Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

“Dalam kehidupan ini, selalu ada hal-hal masa lampau yang perlu kita ikhlaskan kepergiannya.”

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ancaman di Tengah Peringatan Kebangkitan Nasional: Pers, Pilar Demokrasi yang Diguncang

20 Mei 2019   13:33 Diperbarui: 22 Mei 2019   15:57 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi, Album Kenangan Erik Prasetya,

— untuk ITB, seluruh perguruan tinggi dan pusat-pusat pengembangan cerdik-cendikia, serta masyarakat jurnalistik Indonesia.

Saya kerap meradang, setiap kali suatu media jurnalistik "sungguhan", dituding berpihak dengan "sadar dan sengaja", ketika ada yang meragukan obyektifitas maupun akurasi berita yang mereka sajikan.

Sebelum menguraikan lebih lanjut, sebaiknya perlu dijelaskan terlebih dahulu, tentang kata-kata yang diberi tanda petik di atas.

Berpihak dengan "sadar dan sengaja" adalah tuduhan yang sangat serius. Hukumnya, haram untuk dilakukan oleh media jurnalistik mana pun. Sama sekali tak diperkenankan. Keraguan terhadap obyektifitas maupun akurasi pemberitaan, boleh bahkan semestinya. Semua itu mungkin saja terjadi. Disebabkan oleh kecerobohan, kelalaian, atau bahkan ketidak-sempurnaan pengetahuan mereka. Hal yang manusiawi dan dapat dimaklumi. Meski pun tak menggugurkan tanggung jawab yang bersangkutan.

Seperti menyikapi suatu pembunuhan. Hukuman yang dijatuhkan jika hal itu dilakukan dengan sadar dan sengaja, sama sekali tidak bisa dipadankan dengan kejadian yang berlangsung karena khilaf dan tak disadari. Pada yang terakhir, terdapat ruang pembelajaran. Agar berlangsung proses evaluasi dan upaya penyempurnaan, sehingga kejadian yang sama tak berulang kembali.


Siapapun pasti berang, jika ada yang dengan penuh kesadaran dan sengaja, melakukan kesalahan yang merugikan pihak lain. Bahkan, dalam hal pemberitaan yang disajikan media jurnalistik, dampaknya akan berlangsung terstruktur, sistematis, dan masif terhadap masyarakat luas.
Tapi kemarahan yang sama, pantas pula ditujukan kepada mereka yang semena-mena menuding, obyektifitas maupun akurasi berita yang diragukannya, tersebab oleh sesuatu yang memang sengaja dan dengan sadar dilakukan oleh media jurnalistik yang mengabarkan. Tudingan yang disampaikan tanpa dasar dan bukti meyakinkan, setara dengan "pembunuhan yang dilakukan dengan sadar dan sengaja". Hal yang sama sekali tak bisa dibenarkan.


Maka saya dan kita semua, patut kecewa terhadap sikap picik dan culas yang demikian. Sebab daya rusaknya memang struktural, berlangsung sistematik, dan terjadi secara masif.

+++

Soal jurnalistik "sungguhan", memang cukup pelik menjelaskannya.

Pertama, ada pengaruh perkembangan teknologi yang menyebabkan diversifikasi media penyampainya. Setelah teknologi komunikasi berkembang, selain berita yang tersaji dalam bentuk laporan tertulis, terbukalah peluang penyajian berita dalam bentuk suara (radio). Lalu dalam wujud gambar yang bergerak (televisi).


Teknik atau tata cara menyampaikan pun turut mengalami revolusi. Kehadiran media yang menggunakan audio, lalu video, memungkinkan metode penyampaian secara langsung pada saat kejadian (real time). Tanpa perlu melakukan penundaan (live). Bagi kalangan jurnalistik, peluang diversifikasi medium menyampaikan kabar tersebut, juga menuntut lompatan aktualisasi profesionalime mereka. Prasyarat maupun kriteria terhadap prosedur kerja memproduksi berita hingga tata cara penyajiannya, perlu dikaji dan dikembangkan lebih lanjut. Bukan semata didorong kemudahan yang ditawarkan teknologi. Tapi juga dalam rangka mempertahankan prinsip maupun standar jurnalistik itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun