Literasi keuangan di Indonesia masih menjadi persoalan penting, terutama di kalangan generasi muda/mahasiswa. Menurut survei dari Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2024 , indeks literasi keuangan nasional berada di kisaran 65,43%, sementara inklusi keuangan mencapai 75,02%. Angka-literasi tersebut menunjukkan bahwa hampir sepertiga masyarakat belum benar-benar memahami produk keuangan, risiko yang terkait, dan cara pengelolaan keuangan pribadi yang sehat. Di samping itu, banyak mahasiswa memilih untuk menggunakan pinjaman online ilegal (pinjol ilegal) saat menghadapi tekanan biaya pendidikan atau kebutuhan hidup kampus lainnya, karena alternatif yang dianggap lebih mudah atau cepat.
Kondisi ini diperparah oleh terbatasnya ruang diskusi, fasilitas kreatif, dan akses edukasi finansial yang bisa melibatkan mahasiswa secara aktif. Ruang perpustakaan kampus seringkali hanya diperuntukkan sebagai tempat baca atau belajar individual, bukan sebagai ruang kolaboratif kreativitas atau inkubasi ide. Sementara itu, produk finansial yang legal dan pendidikan tentang investasi sering kurang menyentuh langsung ke mahasiswa, atau disampaikan dalam bentuk yang kurang menarik. Inilah tantangan besar: bagaimana menciptakan ruang dan kesempatan agar generasi muda tidak hanya menjadi konsumen produk keuangan, tetapi juga menjadi pelaku yang bijak, kreatif, dan produktif.
The Gade Creative Lounge (TGCL): Definisi dan Penyebaran
Salah satu inisiatif nyata yang hadir menjawab tantangan tersebut adalah The Gade Creative Lounge (TGCL), sebuah ruang kreatif kolaboratif modern yang diinisiasi oleh PT Pegadaian. Ruang ini tidak sekadar fasilitas hibah, melainkan sarana yang dirancang untuk memberi ruang mahasiswa berdiskusi, berkarya, berinovasi, serta belajar literasi keuangan dan kewirausahaan.
Hingga sekarang, TGCL telah hadir di 16 kampus di seluruh Indonesia. ([KuatBaca][3]) Pendirian lounge ini umumnya dilakukan di lokasi strategis kampus, seperti di area perpustakaan, agar mudah diakses oleh mahasiswa serta civitas akademika. Salah satu contohnya adalah TGCL di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), yang diresmikan pada 20 September 2023 dan dimasukkan sebagai TGCL ke-14. Ruang ini dilengkapi dengan fasilitas ruang meeting private, ruang diskusi terbuka, ruang presentasi, ruang podcast, showcase produk UMKM, dan fasilitas komputer.
Program “Si Gemas” + TGCL sebagai Media Literasi dan Inkubasi Mahasiswa
Untuk menggabungkan ruang fisik dengan aktivitas edukatif, Pegadaian bersama kampus menyelenggarakan program Si Gemas (Gade Generasi Emas 2024). Program ini adalah ruang inkubasi bagi mahasiswa yang ingin mulai belajar investasi, literasi keuangan, dan akses ke layanan keuangan legal. Si Gemas dilaksanakan selama tiga bulan (Mei hingga Juli 2024) dan bersifat hybrid (luring dan daring), menggunakan TGCL sebagai basis fisik kegiatan.
Beberapa universitas yang sudah ikut dalam Si Gemas antara lain Universitas Sam Ratulangi, Universitas Sriwijaya, Universitas Andalas. Kegiatan ini mencakup sosialisasi produk finansial legal, pemahaman risiko pinjol ilegal, pemanfaatan teknologi keuangan, dan bagaimana mahasiswa bisa mulai merencanakan masa depan keuangan mereka secara lebih mandiri.
TGCL di UNJ: Wadah Nyata untuk Ide & Kreativitas
(Dokumen Pribadi)
Di Universitas Negeri Jakarta, TGCL menjadi contoh nyata bagaimana fasilitas seperti ini bisa dioptimalkan. TGCL UNJ berada di Perpustakaan UNJ dan sudah menyediakan ruang‐diskusi terbuka dan privat, ruang presentasi, ruang podcast, showcase UMKM, komputer, dan fasilitas pendukung lainnya. Fasilitas tersebut memberi mahasiswa peluang tidak hanya untuk belajar secara individual, tetapi juga berkolaborasi, mempresentasikan karya, mengembangkan ide wirausaha, atau melakukan kegiatan kreatif lainnya. Pagadaian mengEMASkan Indonesia ke depannya dengan generasi yang sadar akan finansial.