Mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zen sedang berperang udara dengan partai Demokrat. Penyebabnya adalah karena Kivlan Zen menuding bahwa mantan presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertindak licik di Pilpres 2019.Â
Dalam tudingannya, Kivlan Zen menyebutkan jika SBY dan partai Demokrat ingin menjegal Prabowo Subianto agar batal menjadi presiden di Pilpres 2019. Bahkan dalam kesempatan yang berbeda, Kivlan Zen menyebutkan bahwa SBY tidak memiliki jenis kelamin yang jelas dengan ingin mencopot Prabowo sebagai calon Presiden serta menuding SBY tidak ingin ada Jenderal lain yang ingin menjadi presiden. Dengan percaya diri dan marah-marah Kivlan Zen menyebut tahu betul siapa SBY yang suka berbuat licik sejak menjadi juniornya di TNI.
Tak hanya SBY, Kivlan Zen pun menyerang Andi Arief yang beberapa waktu lalu bercuit soal "setan gundul" ditengah tengah perjalanan perjuangan Koalisi Indonesia Adil Makmur pengusung pasangan Prabowo - Sandiaga. Andi mengatakan bahwa ada "setan gundul" yang memberi masukan kepada Prabowo yang menurut Andi sesat. Kivlan Zen pun menepis dengan mengatakan bahwa Andi Arief lah yang setan gundul dan tidak terima dengan pernyataan Andi Arief.Â
Para pemuka partai Demokrat pun turun tangan. Sekjend Demokrat, Hinca Panjaitan rupanya terganggu dengan cuitan Rocky Gerung yang direpresentasikan sebagai bentuk ucapan kebencian diruang demokrasi, apalagi merasa paling benar tanpa data akurasi dan informasi yang benar, hanya karena merasa berpangkat tinggi. Hinca juga menyinggung agar memberikan tauladan kepemimpinan yang patut sebagai karakter seorang Jenderal.Â
Ferdinand Hutahean tidak mau tinggal diam. Mantan pemuja Jokowi ini menyatakan "koplak" terhadap pernyataan Kivlan Zen yang menyatakan bahwa SBY jenis jelaminnya tidak jelas serta berbagai cuitan di media sosial yang sudah jelas mengarah mengadakan perlawanan terhadap Kivlan Zen serta oknum BPN yang menganggap perjuangan Demokrat sebelah mata.Â
Permainan "Catur" Jokowi di Pilpres 2019
Sedari dulu, semua orang tahu Jokowi adalah seorang yang tidak pernah verbal dalam menyelesaikan polemik, terutama polemik politik. Semua orang tahu jika yang dulu menjadi lawan politiknya pada akhirnya akan bermanuver menjadi koalisi politiknya. Jokowi pun selalu melakukan cara-cara non verbal untuk membalas suatu tudingan atau opini yang kurang menyenangkan baik bagi dirinya maupun jajarannya. Masih ingat kan 2015 lalu saat SBY kritik Jokowi soal pembangunan infrastruktur yang memboroskan anggaran? lalu esok harinya dibalas oleh Jokowi dengan melakukan  kunjungan langsung ke Hambalang, ya Hambalang, proyek Triliunan yang mangkrak karena korupsi berjamaah saat SBY memerintah negeri ini.
Lantas, saat Kivlan Zen berseteru dengan partai Demokrat secara terbuka didepan publik dengan catatan Demokrat adalah bagian dari BPN untuk pilpres 2019, apa yang dilakukan oleh Jokowi? Diam saja dan fokus bekerja. Jokowi sedang asyik memikirkan daerah tujuan baru yang akan menjadi Ibukota baru negara Republik Indonesia ini. Tetapi yang pasti, Jokowi sudah tahu betul bagaimana nasib Prabowo dan kaki tangannya hanya belum saatnya saja untuk menunjukkan ke Publik, siapa yang layak jadi pemenang sebenarnya. Jokowi masih sabar menanti sambil mengikuti alur drama seru antara Demokrat dan BPN.Â
Sejak kampanye untuk pilpres dimulai, semua orang bisa melihat jika Demokrat tidak memberikan efek berarti bagi kubu Prabowo-Sandi, sekaligus tidak memberikan ancaman berarti bagi kubu Jokowi-Amin. Yang terjadi malah banyaknya kader dan simpatisan Demokrat yang mendukung Jokowi sebagai presiden, itu dilakukan secara terbuka dan tidak ada aturan tegas dari internal partai soal itu.Â