Mohon tunggu...
Jihan Mawaddah
Jihan Mawaddah Mohon Tunggu... Penulis - Knowledge seeker

Halo, saya Jihan. Lifestyle blogger yang sedang belajar banyak hal. Yuk saling bertukar pengalaman lewat tulisan. Baca tulisan saya lainnya di www.jeyjingga.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Fenomena Pembelajaran Jarak Jauh

27 September 2021   15:32 Diperbarui: 27 September 2021   15:47 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Badai itu bernama Covid-19. Serangannya mampu memorakporandakan tatanan yang ada, melahirkan banyak fenomena yang terjadi di masyarakat dalam berbagai aspek  kehidupan. Salah satunya dalam dunia pendidikan, muncullah fenomena Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang mengharuskan siswa sekolah mengikuti pelajaran melalui gawai dan bergantung pada koneksi internet. Yang semula anak dijauhkan dari gawai, kini sebaliknya justru didekatkan sedemikian intim dengan perangkat komunikasi itu.

Pendidikan Harus Tetap Berjalan di Tengah Pandemi

Untuk memenuhi hak anak atas pendidikan di tengah pandemi Covid-19, pemerintah Republik Indonesia menerapkan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) berbasis daring memanfaatkan teknologi informasi untuk menggantikan proses pembelajaran tatap muka. Fenomena ini muncul sebagai solusi pelaksanaan pendidikan agar tetap berjalan karena pandemi Covid-19 tidak bisa diprediksi kapan benar-benar berakhir.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada tanggal 18 Mei 2020, melalui Surat Edaran No. 15 tahun 2020 mengenai pedoman penyelenggaraan belajar dari rumah dalam masa darurat penyebaran COVID-19, memberlakukan kebijakan ini secara nasional.

Siap Tak Siap PJJ Diberlakukan

Kebijakan PJJ digulirkan meski secara teknis dan sistem bisa dibilang belum begitu siap. Memastikan sekitar 3 jutaan guru di Indonesia untuk memiliki kompetensi yang memadai dalam memanfaatkan teknologi tentu bukan perkara mudah. Para pendidik pastilah merasa kaget karena harus mengubah sistem, silabus dan proses belajar secara cepat.

Guru harus menerapkan pembelajaran jarak jauh sesuai kapasitas dan ketersediaan teknologi. Mereka harus menyiapkan bahan ajar online. Peralatan TIK minimal yang harus dimiliki adalah gawai berkemampuan tinggi, laptop dan alat pendukung video conference. Selain itu, jaringan internet untuk mengakses semua sistem daring harus mendukung.

Dari sisi para siswa, mereka memulai dengan terbata-bata karena mendapat tumpukan tugas selama belajar dari rumah. Secara ideal, seharusnya pembelajaran secara online bisa mendorong siswa lebih kreatif mengakses sebanyak mungkin sumber pengetahuan, berkarya, dan mengasah wawasan. Kendala di Negara kita ini adalah adanya ketimpangan infrastruktur digital antara kota besar dan daerah. Masih banyak daerah di luar Pulau Jawa yang belum memiliki infrastruktur internet terutama daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).. Seyogianya, akses internet harus diperluas dan kapasitas bandwith-nya juga harus ditingkatkan.

Sementara para orang tua harus menyiapkan gawai berkemampuan lebih untuk peralatan belajar anak. Tak hanya itu, mereka juga harus bisa mendampingi proses PJJ dengan menjadi guru dadakan bagi sang anak. Tak lagi bisa hanya mengandalkan sekolahan, orang tua pun merasakan sendiri bagaimana susahnya mendidik siswa sekolah.

Dampak Buruk Kebijakan PJJ

Arora dan Srinivasan dalam penelitiannya yang berjudul Impact of pandemic COVID-19 on the teaching --learning process: A study of higher education teachers, yang dipublikasikan di jurnal  "Prabadhan: Indian Journal of Management" menyebutkan bahwa minimnya kesadaran menyebabkan siswa tidak mengikuti pembelajaran jarak jauh dengan maksimal. Apalagi ditambah dengan kurangnya minat dan keraguan tentang kegunaan pembelajaran daring. Selain itu, kurangnya kehadiran, sentuhan pribadi dan interaksi karena masalah konektivitas menjadi kelemahan signifikan dari pembelajaran daring.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun