Mohon tunggu...
Catharina Fitrianty
Catharina Fitrianty Mohon Tunggu... -

Ibu Rumah Tangga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hadirnya Kembali Kolom Komentator di Kompas.com

4 Desember 2018   14:39 Diperbarui: 4 Desember 2018   14:47 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pagi ini ketika saya membaca berita di kompas .com,  mata saya tertuju pada kolom dibawah artikel,  tidak seperti biasa nya. karena kali ini ada tetulis  tambahan "Kolom Komentar "   ya memang benar ada kolom komentar!  

Padahal beberapa bulan yang lalu kolom ini tidak disediakan oleh redaktur, dan kala itu bagi pembaca yang akan memberikan komentar dipersilahkan masuk ke kompasiana. Dengan disediakannya kembali kolom komentator Ini berarti   ajang komentar para pembaca kompas.com akan segera  dimulai.

 Saya sebagai salah satu pembaca setia kompas.com sangat mengapresiasi, dan mungkin  juga sebagian besar pembaca yang lain akan menyambut gembira. Terus terang , setiap saya  selesai membaca artikel  atau berita saya selalu menyempatkan untuk membaca komentar para pembaca sampai habis. 

Karena Ini bisa menjadi  hiburan tersendiri untuk refreshing otak.  Ketika membaca komentar mereka, kadang bisa tertawa sendiri.  Keragaman Isi komentar para pembaca berita yang dimuat disetiap artikel ini merupakan ungkapan uneg uneg  isi hati  yang ada dibenak para pembaca yang bersifat original.  

Dengan berbagai  bentuk ungkapan  yang menggeletik, atau berupa usulan/saran dari yang simpatik sampai dengan hujatan yang keras, bahkan juga bisa berupa kretik pedas yang dapat menyasar ke pejabat, tokoh tokoh masyarakat, publik figur dan lain sebagianya. 

Dengan berbagai ragam dan gaya penyampaian  masing masing komentar, sehingga ungkapan mereka  dapat menjadi  salah satu daya tarik untuk membaca  secara tuntas berita di kompas.com, meski sipenulis komentar sebagian besar masih menyembunyikan identitas yang sebenarnya, tapi tidak mengurangi minat untuk menyimak apa yang ditulis.

Kalimat, gaya bahasa, ulasan  mereka dalam menyampaikan komentar  tidak jarang  dikonsumsi oleh para pengamat ,  tokoh politik, bahkan pejabat,  sebagai bahan diskusi manakala  cuap cuap  adu argumen di  media  TV.  Bahkan menjadi viral didunia maya. 

Ambil contoh misal kata " Cebong" dan  " Kampret " bermula dari ungkapan mereka yang ditampilkan di media  dan masih banyak lagi ungkapan serupa.

Dalam  tahun politik  ini ,komentar para pembaca  sudah tentu akan semakin rame dan masing masing kelompok akan saling  bersautan . Ini kadang kala juga bisa dijadian bahan kajian oleh lembaga lembaga survei, para pemerhati masalh sosial di media,  apakah itu sebagai bahan  kajian formal atau yang hanya sekadar  penyajian data sebagai gambaran untuk pembahasan topik di media TV.

Biasa nya sebagian besar para penulis komentar akan setia membaca dan akan selalu melihat komentar yang telah tayang di  artikel tersebut secara berulang-ulang  dengan tujuan untuk mengecek apakah komentar yang mereka tulis ditanggapi oleh pembaca lain,

Jika ada tanggapan maka mulailah ajang saling bersautan.  Apalagi kalau topik berita yang tampil sedang  ngetrend  atau hangat, komentar yang ditulis  tersebut  bisa tayang behari hari dan  jumlahnya bisa mencapai ratusan atau malahan mencapai ribuan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun