Mohon tunggu...
Jessica Mertavia Agansi
Jessica Mertavia Agansi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

HII.. SWCU19

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kandungan Kalium dalam Tanah Menurun? Kulit Buah Kapuk Solusinya

8 Februari 2021   08:24 Diperbarui: 8 Februari 2021   09:27 2744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Lenterahidup.com

             

           

Sumber kalium organik itu tidak bayak. Terutama jika kita mencari yang konsentrasinya tinggi. Karena tidak semua bahan -- bahan organik yang mudah kita temui, kandungan kaliumnya banyak. Ya rata -- rata, hampir ada kaliumnya semua. Akan tetapi, kalau keperluannya sebagai pupuk, maka sumber kalium organiknya sebaiknya dari limbah organik. Sayuran daun, seperti kangkung, bayam, sawi, pakcoy, dll, rata -- rata kandungan mineralnya cukup tinggi termasuk kalium. 

Tapi kan, tidak mungkin kalau sayur kita proses menjadi pupuk, kecuali limbah sayurnya. Alternatifnya, kita harus mencari sumber limbah organik, yang manusia tidak begitu membutuhkannya. Paling tidak, nilai ekonomisnya rendah. Oleh karena itu, jika petani bisa memperoleh alternatif untuk sumber kalium, ini bisa mengurangi belanja pupuk kalium anorganik. Sehingga, pengeluaran bisa lebih hemat. Begitu juga, penggunaan sumber kalium organik untuk penghobi tanaman juga sangat berguna. Sumber kalium organik, rata -- rata slow release. Unsur kaliumnya tidak cepat habis dan hanyut bersama ari penyiraman.

 Kalium merupakan unsur kedua terbanyak setelah nitrogen dalam tanaman. Kadarnya 4-6 kali lebih besar disbanding P, Ca, Mg dan S. Seperti yang kita ketahui, kalium punya peran yang penting dalam pertumbuhan tanaman yaitu dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman, meningkatkan ketahanan serangan hama serta memperbaiki mutu hasil. Gejala kekurangan hara kalium juga dapat kita amati yaitu bintnik-bintik putih kemerahan pada pinggir daun, daun mengkerut atau melengkung berwarna kekuningan merah, pertumbuhan tanaman kerdil dan mudah patah.

Namun, hal ini bukanlah masalah besar jika kita mengetahui alternative yang bisa menambah kandungan hara dalam tanah salah satunya Kalium. Tanpa kita sadari, tanaman kapuk (Ceiba pentandara) yang banyak dijumpai di sekeliling kita ternyata merupakan sumber yang dimanfaatkan untuk menambah Kalium dalam tanah. Tanaman kapuk adalah tanaman yang tumbuh di daerah tropis. Kapuk biasanya dibudidayakan untuk diambil serat, sementara kulitnya cenederung dibuang. Kita tahu bahwa abu kulit buah kapuk sebatas hanya digunakan untuk tambahan pada industri sabun dan soda kue, belum ada usaha yang mumpuni untuk memisahkan kalium dari abu kulit buah kapuk padahal manfaat kalium cukup banyak salah satunya bahan dasar pembuatan pupuk.

Berdasarkan penilitian yang dilakukan Chandra (2018), Kulit buah kapuk mengandung kalium sebesar 20%-25%. Senyawa alkali yang terkandung dalam kulit buah randu mengandung senyawa Kalium Karbonat (K2CO3) 50,78%, Natrium Karbonat (Na2CO3) 26,27% dan Natrium Hidroksida (NaOH) 4,37%.  Untuk membuat pupuk organik dari bahan ini sangatlah mudah karena caranya hanyalah tinggal dibakar sampai hangus dan menjadi abu. Akan tetapi, kalium yang tersedia dalam bentuk senyawa kalium karbonat (K2CO3) sedangkan untuk pupuk, kalium harus tersedia dalam bentuk kalium oksida (K2O) maka, perlu proses lanjutan untuk mengubah kalium karbonat menjadi kalium oksida. Sehingga dibutuhkan suhu yang tinggi untuk bisa melakukannya. Temperatur tertinggi yang diperlukan untuk mengubah kapuk menjadi abu dengan pembakaran selama 3 jam adalah 500 dengan kadar K2O sebesar 35,91%. Maka, untuk memperoleh kalium organic dari kulit kapuk diperlukan proses pembakaran yang suhunya sangt tinggi. Akan tetapi, pembakaran dengan waktu 6 jam lebih baik dimana abu yang dihasilakn telah membentuk oksida sedangkan waktu 3 jam didapat masih banyak senyawa karbonat pada abu. Tidak hanya itu, melalui proses ini kandungan kalium pada abu kulit buah kapuk nantinya dapat digunakan sebagi sumber larutan basa juga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun