Mohon tunggu...
Jessica Anindya
Jessica Anindya Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAJY

Penulis amatiran. Suka bakso.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sebagian Karakter Kita Terbentuk Melalui Film Disney

8 November 2020   20:34 Diperbarui: 8 November 2020   21:00 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/fontmeme.com

Jika ditanya, "Siapa dari kita yang tidak pernah menonton film?" Saya berani jamin, hampir atau bahkan tidak ada orang yang menjawab, "tidak pernah". Saat ini film merupakan hal yang sangat dekat dengan kita. Kita tidak hanya dapat menyaksikannya melalui bioskop, dan televisi namun dengan mudah kita dapat mengaksesnya melalui internet pada berbagai plaform media yang ada seperti HOOQ, Iflix, Netflix, dan sebagainya. Beberapa dari kita bahkan menjadikan kegiatan menonton film tak hanya sebatas hal untuk mengisi waktu luang, namun juga dilakukan karena hobby, bahkan ada juga yang untuk mendukung pekerjaan. Memang, industri perfilman tak ada matinya. 

Saat ini, ada beberapa perusahaan media asing yang bersaing dengan Amerika seperti Sony milik Jepang, BBC milik Inggris Raya, dan Bertelsmann milik Jerman. Meskipun demikian, perusahaan milik Amerika seperti Time Warner, Disney, Viacom, News Corp, dan Cormcast tetap merajai media global, komunikasi global dan pasar media global sampai saat ini.  

Siapa yang tak kenal Disney? Perusahaan konglomerat di bidang hiburan dan media terbesar di dunia. Keberhasilannya dapat dilihat dari pendapatan yang dihasilkan setiap tahunnya, dan pada 2019 lalu Disney mencatat rekor penghasilan terbesarnya yaitu 7,67 miliar dollar AS atau sekitar 107,38 triliun per Juli 2019. Rekor itu melampaui rekor sebelumnya pada angka 7,61 miliar dollar AS (Rp. 106,54 triliun) yang didapat pada tahun 2016 (Ulya, 2019).  Pendapatan yang tidak sedikit itu membuktikan bahwa Disney mampu merangkul hati banyak sekali orang di dunia melalui film-film yang diproduksi. Penghasilan Disney yang fantastis ini juga membuktikan bahwa Disney memang peringkat pertama perusahaan media (McPhail, 2014). 

Konglomerasi Media Amerika pada Disney berdampak dalam beberapa aspek kehidupan bagi Indonesia. Kita yang sejak kanak-kanak disuguhi berbagai Film Disney oleh orang tua kita pasti sedikit banyak membentuk diri kita yang sekarang. Film-film seperti Aladdin, The Little Mermaid, Peter Pan, Beauty and The Beast, The Lion King, Cinderella, The Jungle Book, Finding Nemo, Pocahontas, merupakan tokoh luar biasa di dunia kanak-kanak kita dan mungkin sampai saat ini. Pada semua film produksi Disney mereka selalu menyematkan pesan tertentu tentang kehidupan. Itu yang menjadi nilai tersendiri ketika kita menonton film-film mereka.

Tokoh yang mudah diingat, alur yang nyaman untuk dinikmati, cerita yang sederhana, dan pesan yang selalu ada pada setiap filmnya membuat kebanyakan orang tua di Indonesia merasa wajib untuk menayangkan film-film Disney kepada anak mereka sejak usia dini karena mereka juga meyakini pesan baik yang tersirat pada film mampu membentuk karakter baik pada anak mereka.

pinterest.com/REDBOOK Magazine
pinterest.com/REDBOOK Magazine

Karakter film-film Disney yang sudah saya sampaikan membuat saya mudah mengingat alur cerita mereka juga pesan dari film itu tersendiri. Salah satu yang paling mengesankan pada saat saya kanak-kanak adalah The Lion King. Bagaimana Disney dengan sangat baik menceritakan kisah seekor anak singa bernama Simba terusir dari tanah kelahirannya setelah ayahnya dibunuh oleh pamannya demi takhta. Disney menceritakannya dengan cara yang sangat halus, membuat saya terisak di beberapa adegan film. Keberanian Simba untuk merebut kembali haknya menjadi raja, menyematkan pesan "Don't be a worrier", kemudian muncul lah filosofi "Hakuna Matata" yang sering kita dengar. Tak hanya itu, Disney juga menyertakan moral tentang kesetiakawanan, menengok persahabatan antara Pumba, Timon, dan Simba yang begitu erat. Keberhasilan filmnya di 24 tahun yang lalu membuat Disney memutuskan membuatkan Live Action Lion King yang tayang di bioskop pada Juli 2019 yang lalu seperti yang sudah dilakukan oleh beberapa Film Disney sebelumnya yaitu Maleficent, Cinderella, dan The Jungle Book. Film ini disapa hangat oleh khalayak untuk bernostalgia dengan menonton film ini. 

Tak hanya membentuk karakter kita yang menonton film tersebut, namun dapat dikatakan Disney berdampak pada sikap orang tua Indonesia ketika dihadapkan untuk memilih film untuk anak-anak mereka. Para orang tua memiliki kecenderungan menyetelkan film produksi Disney untuk anak mereka karena beberapa keunggulan yang sudah disebutkan tadi, daripada menyuruh mereka menonton film-film produksi dalam negeri. Padahal sebenarnya tak sedikit film lokal yang sudah menyematkan pesan di dalamnya dan cocok untuk anak-anak.  Namun Film Disney tetap menjadi pilihan pertama banyak orang tua. Itu berdampak juga pada kurang populernya film animasi karya anak bangsa. 

#komglob09

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun