Mohon tunggu...
Jessi Anggita
Jessi Anggita Mohon Tunggu... Lainnya - 18 tahun

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenakalan Remaja, Masalah Sosial yang Sulit Terselesaikan

14 Desember 2020   20:31 Diperbarui: 14 Desember 2020   20:41 2293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kita merupakan satu diantara berjuta-juta orang di muka bumi. Ada lebih dari 7 miliar manusia bermukim di muka bumi ini dan kita adalah salah satunya. Diantara 7 miliar manusia di bumi terdapat 7 miliar pemikiran dan tingkah laku manusia yang berbeda satu sama lain. Pemikiran-pemikiran dan tingkah laku tersebut tidak dapat kita atur sesuai dengan kehendak kita. Terkadang perbedaan pemikiran yang ada antar manusia malah menimbulkan masalah. 

Masalah tersebut tidak menutup kemungkinan untuk melibatkan banyak orang. Awalnya, hanya sebatas masalah antar dua individu yang memiliki pemikiran berbeda namun bisa saja masalah tersebut akhirnya merambat dan membawa banyak orang ikut terlibat. Ketika banyak orang ikut terlibat muncul suatu keadaan yang tidak diinginkan oleh masyarakat dan melenceng dari norma dan nilai yang ada di masyarakat. Masalah seperti ini lah yang nantinya sering kita kenal dengan masalah sosial. Jadi, masalah sosial merupakan suatu keadaan yang melenceng dari keadaan yang seharusnya yaitu bertentangan dengan suatu nilai dan norma dalam masyarakat serta menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat sekitar.

Ketika melihat keadaan masyarakat sekitar, banyak masalah sosial yang dapat kita temui. Mari kita ambil contoh yang cocok untuk era modern saat ini, kenakalan remaja. Kenakalan remaja merupakan masalah sosial yang hingga saat ini masih sulit terselesaikan. Menurut Jhon W. Santrock masa remaja (adolescene) adalah periode perkembangan transisi dari masa kanak-kanak hingga masa dewasa yang mencakup perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional. 

Pemikiran dan tindakan remaja yang masih labil disertai dengan tindakan yang sesuka hati membuat remaja erat dikaitkan dengan kata "kenakalan". Hurlock mengatakan status seorang remaja dalam masyarakat "tidak jelas" karena saat remaja adalah waktu dimana mereka mencoba berbagai gaya hidup baru sampai ia menemukan jati diri yang sebenarnya.

Proses pencarian jati diri ini kadang yang menjadi akar dari kenakalan yang sering dilakukan para remaja. Berlindung dibawah embel-embel kata "keren", para remaja merasa bahwa apa yang mereka lakukan itu benar dan mengikuti tren terkini. Misalnya, di zaman yang serba digital membawa masyarakat lebih banyak menghabiskan waktunya bersama gadget dan larut dalam kenikmatan dunia maya. 

Semua orang dapat mengakses konten apapun dengan mudah, bahkan anak kecil sekalipun sudah mahir bermain sosial media dan terkadang melihat konten yan seharus nya tidak mereka lihat. Kembali lagi pada remaja yang berusaha mencari jati diri mereka, kebanyakan remaja meniru banyak hal yang mereka lihat dan mereka rasa hal itu merupakan sesuatu yang keren. 

Para remaja biasanya mengabaikan "aturan main" yang ada di masyarakat. Misalnya, mengenai norma kesopanan, keadaan sopan santun remaja sekarang dengan remaja saat zaman ayah dan ibu kita terpaut jauh perbedaannya. Membentak, memberontak, berkata kasar dan lain lain dianggap biasa saja dikalangan beberapa remaja. 

Bagaikan tidak tahu tempat dan keadaan, "bahasa kebun binatang" sering kali keluar dari mulut pada remaja saat ini. Remaja menganggap bahasa kasar yang mereka keluarkan sehari-hari adalah sesuatu yang wajar dilakukan tetapi faktanya hal tersebut jika dibiarkan akan menjadi kebiasaan yang mereka bawa hingga tua nanti. 

Selain berkata kasar, hal yang menyangkut norma kesopanan lainnya adalah pemberontakan. Bentuk pemberontakan yang dilakukan para remaja yang paling parah adalah tawuran yang mengakibatkan rusaknya fasilitas sekitar dan keresahan bagi warga. Aturan main (norma) seperti ini lah yang sering para remaja abaikan. 

Norma dan nilai yang ada dalam masyarakat disalurkan melalui sosialisasi. Sosialisasi awal yang diterima para remaja adalah melalui keluarga. Keluarga melakukan parenting sejak kecil supaya anak dapat mengetahui apa tindakan yang benar dilakukan dalam masyarakat. Namun, yang menjadi masalah adalah kita tidak dapat mendoktrin para orang tua untuk mendidik anak dengan cara yang sama.

Ada orang tua yang membebaskan anaknya dan ada orang tua yang sangat ketat dalam mendidik anaknya. Semua memiliki cara mereka masing masing sehingga masalah mendidik anak sulit untuk disama ratakan. Hasilnya, bersifat relatif yaitu tergantung kembali pada pemikiran anak tersebut apakah ia mau mengikuti yang baik atau yang buruk. Hal ini yang membuat masalah kenakalan remaja sulit untuk diselesaikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun