Hal itu terjadi karena kita terlalu banyak melihat kehidupan kita ini hanya dari satu sisi saja, hanya dari keadaan yang kita alami saja. Kita kurang melihat sisi yang lain, yang adalah kebaikan bagi kita dari apa yang kita alami.
Itu juga yang membuat kita selalu berusaha dengan mengandalkan diri kita sendiri tanpa mengikutsertakan Tuhan di dalamnya.
Amsal 15:13 = Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat. Inilah yang menjadi pedoman bagi kita, dimana kita harus bisa belajar menerima segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita dengan kegembiraan yang dari Tuhan saja yang akan membuat wajah kita berseri-seri senantiasa dan berpengharapan kepadaNya.
Karena ketika kita selalu bersedih hati, itu sama saja mematahkan semangat kita sendiri. Kita akan kurang bersyukur dan akan selalu mencoba berusaha mencari jalan keluar sendiri dengan kekuatan kita.
Hal itu juga akan membuat kita semakin menjauh dari Tuhan, padahal sebenarnya yang Tuhan inginkan dari kita ketika semua rasa itu baik kemalangan, keuatiran, kebimbangan, kemarahan, kecemburuan bahkan sampai kebahagiaan, terjadi pada kita adalah pendekatan bukan malah penjauhan.
Karena Allah sendiri sudah memiliki rencana yang indah dibalik semua rasa itu, yang terpadu dalam kehidupan kita, menjadi perjalanan kehidupan yang berarti jika Allah yang menjadi inti pokoknya.
Dari pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa teologi arsik yang berasal dari suku Bahasa Suku Batak Toba, mempunyai makna yang sangat luas dan mendalam jika diperhadapkan dengan perjalan kehidupan manusia.
Teologi ini menjelaskan tentang bagaimana manusia menghadapi setiap keadaan yang dialaminya dan bagaimana Alkitab memandang keadaan yang dihadapi manusia itu serta yang harus dilakukan manusia menghadapi hal itu. Dan semuanya itu di pokokkan hanya kepada Allah saja, yang kenyataannya adalah pencipta manusia dan pemelihara serta penyelamat manusia dari dosa.
