Mohon tunggu...
Jennifer Tjen
Jennifer Tjen Mohon Tunggu... Lainnya - Murid Sekolah Citra Kasih Jakarta

Kelas 10 C

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memperbaiki Pola Pikir di Era Pandemi

19 Agustus 2020   14:31 Diperbarui: 19 Agustus 2020   14:32 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Covid-19 adalah musuh tak terlihat yang sedang kita perangi bersama-sama. Dimanapun kita berada, insting kita sebagai manusia selalu mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati dan bersiap untuk kemungkinan terburuk. Namun dalam waktu bersamaan juga, manusia tidak tahan hanya berada dalam suatu lingkungan saja dan tidak bertemu dengan teman atau kerabatnya. Akibatnya, masyarakat selalu mencari cara dan kesempatan untuk keluar dari rumah dan lingkungannya untuk mencari suasana lama yang dirindukannya.

Keluarga saya hanya terdiri dari tiga orang, yaitu saya dan kedua orang tua saya. Pada hari-hari biasa, ayah saya sudah mulai bekerja ke kantor sejak era new normal, sedangkan saya dan ibu saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Banyak kegiatan yang sebenarnya dapat dilakukan di rumah, namun kejenuhan yang semakin lama tidak mampu dibendungi mendorong kami untuk keluar rumah dan pergi ke tempat-tempat yang dulu sering kita kunjungi.

Tempat yang dimaksud meliputi supermarket, pusat pembelanjaan, bahkan hanya sekitar komplek untuk jalan sore. Teman-teman dan kerabat saya yang lain bahkan mengaku pernah nekat ke luar kota dan ke luar negri. Hal ini mereka lakukan dengan alasan untuk mengusir rasa jenuh karena berada di dalam rumah dalam jangka waktu yang sangat lama. Pemerintah telah mengeluarkan himbauan kepada seluruh masyarakat agar tetap berada di rumah saja, dan hanya keluar di saat yang diperlukan. Namun, masih saja sebagian besar masyarakat tidak menganggap serius himbauan ini.

Selain karena rasa bosan yang tak terbendungi, hal ini juga disebabkan oleh kebiasaan dan pola pikir manusia pada umumnya yang telah diatur dari dulu bahwa setiap hari pasti ada kegiatan yang sebagian besarnya dilakukan di luar rumah. Misalnya, pada hari senin sampai jumat, bagi pelajar harus ke sekolah, karyawan harus ke kantor, dan lain sebagainya. Lalu pada akhir minggu tersebut, yaitu pada hari sabtu dan minggu, biasanya digunakan untuk pergi ke suatu tempat bersama keluarga dengan tujuan menyegarkan pikiran setelah bekerja dari senin sampai jumat. Dan tidak lupa juga saat libur panjang atau libur semester, biasanya dihabiskan untuk pergi ke luar kota atau ke luar negri untuk mencari suasana baru.

Keadaan pada masa pandemi ini yang menyebabkan hampir seluruh pekerja dan juga pelajar dirumahkan kemudian akan membentuk suatu persepsi di dalam otak mereka bahwa kegiatan sehari-hari yang mereka jalani selama ini adalah "liburan". Selama masa pandemi ini, mereka yang dirumahkan belajar di rumah, les di rumah, atau kerja di rumah. Sehingga banyaknya waktu senggang membentuk suatu keadaan yang menyerupai keadaan/suasana pada saat "libur panjang" atau "libur semester". Sehingga, rasanya tidak biasa untuk membiarkan keadaan seperti ini lewat begitu saja tanpa digunakan untuk pergi ke luar kota atau ke luar negri.

Bedasarkan pengalaman saya sendiri, saya sering meminta kepada kedua orang tua saya untuk sesekali berlibur ke luar kota. Akan baik apabila suasana yang dulu saya sering rasakan dan sekarang saya rindukan bisa saya rasakan kembali. Namun, akan lebih baik lagi apabila kita memprioritaskan kesehatan dan keselamatan kita sendiri diatas segalanya. Cepat atau lambat, kita harus bisa beradaptasi dengan keadaan pada masa pandemi ini. Beradaptasi yang dimaksud di sini mencakupi beradaptasi secara psikologis juga, yaitu bagaimana kita menyesuaikan pola pikir kita dalam kegiatan kita sehari-hari, termasuk untuk mencamkan baik-baik bahwa keadaan saat dirumahkan bukan berarti "liburan".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun