Tahun 2020 merupakan tahun yang bisa dikatakan berat bagi sebagian besar negara, terutama negara Indonesia. Hingga tahun 2021 pun pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia.Â
Dalam situasi pandemi ini, pemerintah Indonesia mengeluarkan beberapa kebijakan. Kebijakan pemerintah berkaitan dengan upaya untuk menurunkan angka penularan Covid-19 seperti social distancing dan membatasi kegiatan di luar rumah. Hal tersebut sangat berdampak pada pendidikan di Indonesia. Pembelajaran dari mulai tingkat playgroup sampai perguruan tinggi dilakukan secara online.Â
Tak hanya itu, hampir semua aktivitas dilakukan secara daring. Bisa dikatakan juga 2020 adalah tahun yang sangat berbeda dari sebelumnya. Dimulai dari banjir di ibukota saat awal tahun sampai pada adanya covid yang mengubah segala aktivitas. Semua rencana yang dibuat di tahun 2020 hanya menjadi wacana. Saya pun sangat merasa didewasakan oleh keadaan. Tak hanya itu, menurut saya angkatan 2020 merupakan angkatan yang cukup menyedihkan.Â
Disaat h-1 kami angkatan 2020 mendengar berita bahwa Ujian Nasional ditiadakan karena adanya covid. Lalu, kami lulus tanpa pelepasan dan tanpa acara yang bisa  untuk dikenang. Setelah lulus dari SMK, ada yang mencari pekerjaan dan ada pula yang melanjutkan ke perguruan tinggi.Â
Mencari pekerjaan di masa pandemic pun cukup susah, ditambah lagi banyaknya pengurangan karyawan. Untuk yang lanjut ke perguruan tinggi pun, kami angkatan 2020 tidak merasakan ospek secara langsung. Perkuliahan dilakukan secara daring, kami belum tahu rasanya bagaimana mengikuti organisasi di kampus yang sangat berguna untuk menambah wawasan.Â
Dalam proses pembelajaran daring mahasiswa dituntut agar bisa mengolah informasi dari mana saja dan menguasai teknologi, hal tersebut memicu mahasiswa untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif. Namun pembelajaran secara tatap muka tetap lebih baik daripada pembelajaran daring. Karena materi yang disampaikan dijelaskan secara langsung oleh dosen lebih mudah kami pahami daripada hanya diberi materi.Â
Lalu dengan pembelajaran daring kita harus mempunyai kuota yang banyak atau jaringan yang kuat, jika jaringan lemah maka akan berdampak pada nilai e-learning kita. Saya merasakan sendiri bagaimana sulitnya saat jaringan saya lemah, saya harus berpindah pindah tempat untuk mencari jaringan yang kuat demi lancarnya pembelajaran saya.Â
Saya tidak membayangkan bagaimana perjuangan mahasiswa yang tinggal di pelosok desa yang sulit jaringan. Namun semua ini kami harus lakukan demi mencegah rantai penyebaran covid-19. Saya yakin dari setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Kita jadi lebih menguasai teknologi karena hampir semua aktivitas dilalukan secara daring. Terimakasih 2020 yang sudah mengajarkan saya banyak arti kesabaran, ikhlas, dan tidak mudah untuk putus asa. Semoga pandemic ini cepat berakhir supaya kami bisa merasakan kuliah secara tatap muka dan kita semua bisa kembali beraktivitas seperti biasanya.
Ditulis oleh:
Fadila Ainur Rohman
Mahasiswa Universitas Pamulang - Prodi Manajemen