Mohon tunggu...
Jeniffer Gracellia
Jeniffer Gracellia Mohon Tunggu... Lainnya - A lifelong learner

Menulis dari Kota Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

K-Pop sebagai Alat Diplomasi Korea Selatan

1 Desember 2020   16:15 Diperbarui: 31 Juli 2024   14:46 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan Kim Jong-un dengan grup K-Pop Red Velvet di Pyongyang, Korea Utara | billboard.com

K-Pop dengan kepanjangan Korean Pop udah sangat kerap terdengar sekarang, dengan kepopularitas grup perempuan atau group laki-laki yang sedang naik daun, sebut saja seperti Blackpink, EXO, BTS dan Red Velvet. 

K-Pop banyak dipengaruhi oleh gaya dan genre dari seluruh penjuru dunia, seperti rock, jazz, hip hop, R&B, electronic dance hingga musik tradisional Korea yang biasa disebut hybrid genre. Ini yang membuat K-Pop unik, yaitu tidak ada keterikatan atas sebuah gaya atau genre musik tertentu.

Sejarah K-Pop

Hybrid genre ini sejalan dengan awal mula K-Pop, yaitu sejarah Korea Selatan setelah Perang Dunia 2 dan berlangsungnya Perang Korea, dimana pengaruh budaya Barat melalui angkatan militer Amerika Serikat diperkenalkan ke masyarakat Korea Selatan. 

Pengaruh yang beragam ini kemudian disaring dan dicampur dengan budaya Korea Selatan. Penyanyi asal Korea Selatan kemudian mulai dikenal di luar Korea Selatan, seperti The Kim Sisters yang aktif pada tahun 1950-1980an dan dinobatkan sebagai group musik asal Korea Selatan yang pertama meraih kesuksesan di pasar Amerika Serikat.

Sedangkan sejarah K-Pop modern bermula dengan dibentuknya grup K-Pop pertama, yaitu Seo Taiji and Boys di tahun 1992 yang saat itu masih dianggap asing dengan hybrid genre tetapi berhasil 'membuka jalan' untuk penerusnya karena keunikan musik dan lirik yang inovatif. 

Besarnya K-Pop juga dipengaruhi oleh kesuksesan produser rekamanan Korea Selatan seperti Lee Soo-man, yang menempuh pendidikan dan terpapar tren musik Amerika Serikat, mendirikan SM Entertainment pada tahun 1995. Diikuti dengan mantan anggota Seo Taiji and Boys, Yang Hyun-suk, mendirikan YG Entertaiment pada tahun 1996 dan Park Jin-young yang mendirikan JYP Entertaintment pada tahun 1997.

Keikutsertaan Pemerintah dalam mempromosikan K-Pop 

Kemudian mungkin Anda bertanya, banyak negara-negara yang memiliki budaya musik yang mungkin tidak kalah menarik dibanding K-Pop dari Korea Selatan, misalnya Indonesia dengan dangdut, tetapi kenapa K-Pop jauh lebih terkenal dan menarik? 

Saya tidak menyangkal bahwa artis-artis K-Pop memiliki bakat yang luar biasa dan penampilan fisik yang menarik, tetapi menurut penulis jawabannya adalah karena pemerintah Korea Selatan  menjadikan K-Pop sebagai sebuah alat diplomasi dan usaha mempromosikan K-Pop melalui kebijakan dalam dan luar negeri. 

K-Pop menjadi soft power dari pemerintah Korea Selatan, dimana soft power adalah sebuah kekuatan dalam memberikan pengaruh, menarik perhatian dan membujuk sebuah negara tanpa mengunakan kekerasan dan paksaan.  

Salah satu usaha pemerintah Korea Selatan dalam mempromosikan K-Pop adalah dibentuknya sebuah departemen Hallyu (atau Korean Wave yang mengacu popularitas budaya modern Korea Selatan termasuk K-Pop dan drama Korea) di Kementerian Budaya Korea Selatan pada tahun 2020. Departemen ini secara khusus untuk membantu mempromosikan dan ekspor seluruh produk yang berhubungan dengan Hallyu, mau itu dari lagunya sendiri bahkan hingga merchandise grup K-Pop. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun