Mohon tunggu...
Bude Binda
Bude Binda Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Langkah kecil kita mengubah dunia. Berpuisi di Http://jendelakatatiti.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Money

Wortel Impor di Depan Rumahku

13 Januari 2012   11:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:56 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Oleh Bude Binda

Dengar ikan impor, garam impor padahal kita negara bahari alias negara yang dikelilingi laut  rasanya sedih dan miris. Bingung mengapa para pengambil kebijakan nun di atas sana tidak perhatian dan mau  beritikad baik (political will) pada nelayan dan petani  garam. Demikian juga impor kentang saat petani kentang panen hingga harga kentang jatuh. Yang terbaru impor wortel....Kalau wortel yang dijajakan di super market mewah di kota-kota besar sih maklum, pembelinya kalangan terbatas nah ini wortel impor juga ada di pasar tradisional Banjarnegara yang kelasnya kabupaten.....

Bahkan kemarin saat saya sedang menyapu halaman, tukang sayur lewat. Saya pun berhenti menyapu, memanggil tukang sayur karena mau belanja bahan sup. Waktu tanya wortel ditunjukkan wortel yang besar, mulus, warnyanya jingga kemerahan. Saya pun curiga "Mas ini wortel impor ya?". "Iya, Bu". Atas nama kepedulian pada petani sayuran saya memilih wortel yang kecil dengan warna jingga pucat namun jelas produk petani dalam negeri.

Jika selama ini wortel impor hanya ada di swalayan kota besar, mengapa sekarang sudah sampai di penjual sayur kampung? Apakah tidak menyebabkan harga wortel petani jatuh? Di mana kepedulian yang berwenang  kepada petani?

Mengapa petani tidak diberdayakan supaya hasil pertaniannya bagus dan berkualitas? Alih-alih memberdayakan petani mengapa jalan pintas serba impor? Kentang, wortel, ikan, garam.......semua impor?

Beribu pertanyaan  menanti jawaban dari Yang Mulia Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan, Menteri Kelautan. Yang Mulia anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang semoga mau bersibuk-sibuk mengurusi kesejahteraan petani dan nelayan bukannya sibuk mengurus  toilet yang harganya  2 milyar......Angka 2 milyar cukup untuk memberdayakan petani sekecamatan, asal tidak dikorupsi!

BUDE BINDA

Banjarnegara,  Jumat13 Januari 2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun