Oleh Bude Binda Setiap hari saya melewati Pasar Madukara menuju tempat tugas. Walau tiap hari kerja bisa menyaksikan aktivitas pasar ini, saya masih saja suka mengamati, kadang bahkan jalan-jalan blusukan ke pasar. Bagiku pasar ini unik dan menarik. Pasar Madukara terletak di Madukara sebelah timur Banjarnegara, dari Banjarnegara arah Singomerto (jalan raya ke arah Wonosobo), dari Singomerto ke utara melintas jembatan Serayu kurang lebih 3 kilo meter. Apa yang unik dari pasar ini? Pasar Madukara komoditas unggulannya salak Pondoh Banjarnegara. Salak yang dijual dari petani ke pedagang pengepul besar-besar, sehingga harga jual juga lebih mahal dari pada salak yang dihasilkan daerah lain. Pasar juga terpengaruh dengan banyak tidaknya salak yang diproduksi petani salak. Jika salak sedang banyak maka ramailah pasar, jika salak sedang sedikit pasar juga tak terlalu ramai. Salak yang besar ini memang khas produk daerah kecamatan Madukara dan Pagentan, yang juga salaknya dijual di pasar Madukara ini. [caption id="attachment_205014" align="aligncenter" width="300" caption="Memuat salak"]
[/caption] Tak hanya salak yang diperjualbelikan, bunga salak juga jadi komoditas unggulan.
Bunga salak ini diperlukan untuk menyerbuk salak, agar beruah lebih banyak dan besar. Jadi petani salak selalu membutuhkan bunga jantan dari salak lokal. Tak heran bunga salak lokal ini jadi incaran, dan untuk mendapatkan harus beli. Kalau pun punya kadang sudah dipetik orang, mau tidak mau karena butuh ya beli di pasar. Kalau sedang langka harganya mahal bisa seikat sampai seratus ribu rupiah, jika sedang banyak bunga ya murah dapat dibeli seikat dua puluh ribu rupiah saja atau kurang.
Penjual bunga salak yang ada di seberang jalan pasar ini cantik, waktu izin mau kupotret bilang "Iya Mbak, kemarin juga saya difoto sama Bapak Pegawai apa gitu, katanya unik jualan bunga salak". Ya kan memang tak di semua pasar ada bunga salak yang diperjualbelikan. Konon bunga salak di Pasar Madukara ini juga berkualitas. Selain bunga salak di pasar Madukara yang khas adalah makanan tradisional berupa kue apem. Kue yang terbuat dari tepung beras dan gula Jawa/gula merah ini rasanya enak dan legit. Apem Madukara terkenal di seantero Banjarnegara. Kalau apem buatan daerah lain bukan dari sini rasanya beda. lebih enak yang di pasar Madukara.
Selain apem, di pasar ini yang juga menarik adalah ada penjual nasi jagung dan urap atau istilah di sini kluban. Kluban ini sayur mayur yang dikukus/direbus dan dibumbui sambal terbuat dari kelapa parut dengan bumbu cabe, garam, kencur, bawang putih, dan gula merah. Nasi jagung disantap dengan kluban/urap, ditambah teri dan buntil hemmm rasanya enak banget.......Mertua lewat lupa tak disapa.....halah. Ada juga penjual pecel ketupat dan bubur. Nasi jagung dengan urap harga dari Rp1500 satu bungkus, pecel kupat seribu rupiah, bubur lima ratus rupiah. Apem yang kecil Rp500, ukuran besar Rp1000,00. Barang dagangan lain di pasar ini sih ya sayur-mayur, sembako, roti, ada pula opak, dan barang-barang kebutuhan lain. Pembelinya lumayan juga, berasal dari daerah sekitar pasar mau pun dari Pagentan. Termasuk Bu Guru yang mau berdinas atau pulang mengajar juga suka mampir ke pasar untuk belanja. Pasar Madukara ini dikelola oleh desa. Termasuk badan usaha milik desa. Untuk ukuran pasar milik desa, ya termasuk bagus dan ramai. Ternyata pasar tradisional juga tak kalah lho dengan pasar modern, bahkan lebih unik, asyik, dan yang pasti harganya terjangkau. Sudah begitu dapat bonus keramahan penjualnya. Yuk ke pasar tradisional! Salam. BUDE BINDA Banjarnegara, Senin 10 September 2012
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Lihat Money Selengkapnya