Mohon tunggu...
Rut Sri Wahyuningsih
Rut Sri Wahyuningsih Mohon Tunggu... Penulis - Editor. Redpel Lensamedianews. Admin Fanpage Muslimahtimes

Belajar sepanjang hayat. Kesempurnaan hanya milik Allah swt

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pembukaan Isoter Jaminan Virus Terisolasi?

8 Februari 2022   22:30 Diperbarui: 8 Februari 2022   22:33 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: stay at home/ medico learning/ pinterest

Hari ini, Senin, 8 Februari, resmi beberapa sekolah di Sidoarjo melakukan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) menyusul ditemukannya beberapa siswa dan tenaga pendidikan positif Covid-19. Bahkan sejak awal tahun tren angkanya meningkat. Banyak dari walimurid yang menyayangkan kebijakan ini, karena bisa dikatakan, saat PTM 100% mereka bisa "bernafas" lega. 

Melihat anak-anak kembali berinteraksi dengan teman sekelas, guru-guru dan lingkungan sekolah. Bisa melepas penat sesaat karena anak-anak belajar lagi di bangku sekolah, bukan di lantai rumah tanpa seragam bahkan hingga ketiduran. Namun, terselip juga rasa takut jika tertular, mengingat daftar yang positif adalah orang-orang yang sebelumnya berinteraksi langsung dengan anak-anak. 

Guna mengantisipasi pelonjakan ini, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mengaktifkan kembali instalasi Isolasi Terpusat (Isoter) untuk pasien Covid-19 di Mall Pelayanan Publik (MPP) Sidoarjo. Ahmad Muhdlor Ali Bupati Sidoarjo mengatakan," Kasus Covid-19 di Kabupaten Sidoarjo dalam beberapa hari belakangan memang menunjukkan tren meningkat. 

"Meski demikian, saya berharap seluruh masyarakat Sidoarjo untuk tidak panik, tetap jaga imunitas, minum vitamin dan terapkan protokol kesehatan yang ketat. Kami di Pemkab akan berusaha sekuat tenaga memberikan pelayanan terbaik bagi warga yang terjangkit salah satunya menyiapkan tempat-tempat isolasi terpusat seperti ini," ujarnya ketika mendampingi Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim saat meninjau Isoter Mal Pelayanan Publik Sidoarjo (suara surabaya.net, 6/2/2022).

Data Dinas Kesehatan mencatat, per Sabtu, 6 Februari 2022, ada kurang lebih 892 orang yang dinyatakan positif. Jumlah ini terus menunjukkan tren peningkatan. Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur mengatakan lonjakan kasus Covid-19 juga terjadi di seluruh Jawa Timur sejak awal bulan Februari. 

Kasus tertinggi di Kota Surabaya, kedua Kabupaten Sidoarjo, ketiga di Kota Malang dan yang ke empat di Kabupaten Gresik. Program kuratif dengan membuka kembali Isoter Covid-19 dilakukan ia berharap bisa menjadi solusi. 

Bisa jadi masyarakat jenuh dengan solusi ini. Sebab setiap solusi yang disahkan berputar pada itu-itu saja. Covid-19 bukannya mereda, malah memunculkan gelombang baru dan terus berulang. Kuratif yang sebenarnya bukan hanya menyediakan isoter berikut obat-obatan dan nakesnya, namun lebih kepada pembatasan mobilitas manusia yang sesungguhnya dari dan ke dalam Sidoarjo, alias Lockdown. Sehingga usaha memisahkan si sakit dari yang sehat membawa hasil nyata. 

Mengapa hingga terjadi lonjakan berkali-kali, sebab kebijakan penguasa saling bertabrakan. Awal Februari, pemerintah pun meresmikan Warm Up Vacation untuk turis mancanegara ke Bali. Konsep baru ini memudahkan wisatawan asing menjalani karantinanya selama 7 hari setelah memasuki Indonesia, dimana dalam kebijakan baru ini mereka masih boleh melakukan aktifitas wisatanya di luar kamar hotel, dengan syarat, di hotel yang sudah menjadi peserta Bubble Travel dan turis asing patuh protokol kesehatan.

Tak cukup di situ, pemerintah melalui imigrasi memudahkan pengurusan visa. Padahal pada saat yang sama kasus positif Corona meningkat. Apakah ada jaminan orang yang kontak langsung dengan para turis asing itu tidak akan menulari manusia sekitarnya yang kemudian bak lingkaran setan berputar tanpa bisa diputus? 

Kebijakan setengah hati tak akan memberi solusi, yang ada hanya kebingunan dan jenuh. Masyarakat sudah lelah, hingga muncul pendapat bahwa Corona itu hoax, vaksin itu konspirasi, ancaman sesungguhnya adalah gerakan G30S/PKI, rumah sakit bukan solusi, masker dan cuci tangan dengan handsanitizer hanya permainan bisnis dan lain sebagainya. Di sisi lain, penguasa juga memberikan teladan yang membingungkan, dengan perayaan Imlek tanpa masker, kunjungan studi banding anggota parlemen ke luar negeri tanpa karantina, pembagian souvenir yang menciptakan kerumunan dan sebagainya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun