Mohon tunggu...
Rut Sri Wahyuningsih
Rut Sri Wahyuningsih Mohon Tunggu... Penulis - Editor. Redpel Lensamedianews. Admin Fanpage Muslimahtimes

Belajar sepanjang hayat. Kesempurnaan hanya milik Allah swt

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bertakwalah KepadaKu!

12 Juni 2021   23:55 Diperbarui: 13 Juni 2021   00:28 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: desaign pribadi

Tahun ini berita tentang ibadah Haji kembali menuai polemik di masyarakat, sebab, kali kedua jemaah haji Indonesia gagal berangkat haji. Dua-duanya disinyalir karena mengutamakan keselamatan dari Covid-19. Bedanya, tahun ini hampir semua negara terserang Covid-19, namun mengapa Indonesia tak bisa berangkat, sedangkan negara tetangga, Malaysia bisa?

Isu yang bergulirpun tak terbendung, dari vaksin Sinovac yang belum direstui WHO hingga dana haji yang "digunakan" untuk pembiayaan infrastruktur. Banyak perdebatan, semua disebabkan karena pemerintah sendiri tidak transparasi. Bahkan Anggito Abimanyu, Kepala Badan Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji, mengatakan, dana haji aman, tapi jika ada yang hendak menarik kembali maka ia seumur hidup tidak bisa berhaji lagi. Ancaman? Bagaimana penjelasannya hingga rakyat yang hendak ambil dananya sendiripun tak bisa?

Ibadah haji adalah ibadah yang disyariatkan Allah, tak dihapus sejak Nabi Ibrahim as, Rasulullah Muhammad Saw pun mencontohkan tata cara dan keutamaan berhaji. Sebagaimana firman Allah SWT berikut:

(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barang siapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats), berbuat maksiat, dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat! (QS Al Baqarah 2: 197).

Allah mengajarkan bagaimana berhaji itu, bukankah artinya ini istimewa sekali? Semestinya negara mempermudah proses dan teknisnya. Sebagaimana yang dilakukan para khulafaur Rasyidin dan Khalifah-khalifah selanjutnya. Imam atau kepala negara benar-benar mengutamakan ibadah haji ini, sebab tahu pasti bagaimana jika melalaikannya. 

Menariknya pada akhir ayat, Allah memberikan semacam retorika sekaligus ajakan, " Dan bertakwalah kepadaKu, wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!". Terasa kedalaman maksud Allah. Bagaimanapun, syariat Allah hanya dibebankan kepada tiga orang, anak kecil hingga dia baligh, orang tidur hingga dia bangun dan orang gila hingga dia waras. 

Sungguh Allah Maha Adil, bagaimana mungkin orang faham syariat, jika terhadap dirinya sendiri tidak faham dengan halal haram. Maka itulah salah satunya yang dimaksud syariat hanya diberikan kepada orang berakal saja.

Sedang bagi yang mengaku berakal tapi tak mau syariat, bisa dipastikan ia sekular, padahal Allah menjelaskan. Bertakwalah kepada-Ku, artinya takwa ini hanya hanya bisa diartikan ketundukkan, ketaatan, kepatuhan dan keterikatannya kepada Allah saja. Bukan yang lain, dan sifat orang yang bertakwa kepada Allah saja inilah orang yang berakal. 

Sepandai apapun,sejenius apapun jika ia dengan sadar dan tanpa paksaan melanggar hukum syara tentulah ia terkatagori tak berakal. Maka hanya dua kemungkinan bila berteman dengan dirinya, pertama sebagai musuh atau sebagai teman sesama munafik dengan dirinya, nauzubillah. 

Perkara haji, umroh dan apapun yang berhubungan dengan kebutuhan manusia, wajib bagi negara untuk memenuhinya, setiap kelalaian akan memunculkan kezaliman. Terutama berbagai kebijakan yang disahkan, jika dibangun dari landasan yang tidak shahih maka yang menderita adalah rakyat seluruh negara dimana dia memimpin. Mari, kita muhasabah, sudahkah kita berada pada posisi yang sangat dicintai Allah? Wallahu a' lam bish showab

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun