Di setiap perjalanan kehidupan, kita menemui aneka kehidupan. Seorang ojek menunggu penumpang di pangkalan, sekelompok petani memanen hasil di ladang, seorang sopir tua sementara bergulat dengan mobilnya, sedang anak gembala sementara menghalau kawanan ternak sapi. Pada tempat lain, ada sekelompok remaja lelaki meneguk miras sambil bernyanyi ria, seorang laki-laki berkelahi dengan pacarnya, atau pula seorang kepala desa sementara berhadapan dengan pihak hukum, dan lain sebagainya.
Anda melihat semuanya, memahaminya sebagai bagian dari kehidupan. Kehidupan yang kaya, kehidupan yang tak kerdil. Anda memaknai dalam diam, dalam kata, dalam gerak.
Semuanya berjalan pada jalannya. Semuanya mengalir dalam waktunya. Semuanya terjadi pada tempatnya. Kadang kebahagiaan tidak diukur dengan persoalan moralistik, juga tidak dari hukum, adat, iman dan lain sebagainya. Seolah bahagia itu berada pada jalurnya, waktunya, tempatnya. Masing-masing berhadapan dengan kenyataan dirinya sendiri; dengan orang lain, benda, alam ataupun apa saja.
Begitulah, anda menemukan diri sebagai petualang. Anda merasakannya sebagai sebuah perjalanan. Kadang antara proses dan hasil sama-sama menjadi tujuan. Anda adalah kehidupan itu; anda adalah kebahagiaan sesungguhnya.
Inggureo, 07 Juli 2021