Persoalan yang terkadang menjadi penggangu adalah reaksi orang-orang yang berada diluar organisasi yang saya sebut sebagai “penonton”. Orang-orang yang berada diluar organisasi sering menjadikan dirinya sebagai penonton drama atau sinetron yang penuh dengan bumbu-bumbu yang membuat air mata, rasa horror yang mencekam, atau tawa menggelegar.
Dan pada hari ini, reaksi overdosis “memaksa” pula para pemain atau orang-orang bahkan seorang pimpinan dalam organisasi memandang hal ini menjadi tujuan yang perlu dicapai. Bukan fokus kepada peran dan fungsi namun fokus terhadap reaksi dari pihak luar atau menyenangkan para penonton.
Merencanakan, mengarahkan dan kemudian mengawasi seluruh proses kerja adalah sejatinya fokus utama seorang pemimpin yang kemudian bisa menjadi kabur dan justru terseret ke pusaran apa maunya “penonton”.
Pelatih Shin tidak merasa pujian atas kemenangan itu adalah tujuan akhir, dia tidak mudah menyimpulkan kemenangan selisih 3 gol adalah akhir dari tujuan dia sebagai pelatih atau Tim. Dia hanya memuji para pemain telah mencoba mengikuti seluruh rangkaian atau proses latihan dan dipraktikkan di lapangan hijau dan hasilnya “menang”.
Menang dengan skor telak adalah sebuah “keberuntungan” tapi bukan sebuah prestasi. Dan juga menekankan bahwa tidak ada seorang pun diperlakukan lebih istimewa atau lebih berperan dibandingkan yang lain.
Tidak ada kemenangan tanpa andil seluruh Tim. Mungkin jiwa dan semangat orang Korea pada dirinya yang lebih mengutamakan sebuah proses kerjasama yang dia mau ingatkan kepada pemain dan “penonton”.
Lebih daripada itu dia menyebutkan pula bahwa masih banyak juga PR bagi Tim yaitu bagaimana para pemain lebih kompak, umpan-umpannya juga harus lebih berkualitas dan menjaga stamina tubuh pemain untuk tetap fit menghadapi uji coba berikutnya. Dia tidak terbawa larut dengan pujian dan emosi “penonton” namun secara netral dan obyektif terhadap sebuah hasil.
Pelajaran dari Shin ini setidaknya menjadi sebuah teguran, refleksi dan pembelajaran terhadap sebuah ungkapan bahwa “proses yang baik tidak akan mengkhianati hasil”. Sebuah formula yang terkadang mudah diucapkan namun sulit untuk dipatuhi dan dilaksanakan.
Rangkaian proses perlu adanya peran dan tanggungjawab semua organ dalam perusahaan dan tidak tertumpu pada seorang pimpinan atau bagian maupun seorang individu.
Proses adalah bagaimana kerjasama Tim memaksimalkan potensi dan kelebihan dari setiap orang atau bagian dalam organisasi sehingga Tim termotivasi untuk memberikan konstribusi nyata terhadap percepatan pencapaian organisasi.
Hidup matinya organisasi adalah memastikan fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan sebagai kesatuan utuh dalam pencapaian tujuan bersama.