Mohon tunggu...
Jaya Nug Miharja
Jaya Nug Miharja Mohon Tunggu... Aktor - Jaya

Lahir di buton 25 desember 1994

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Zumi Zola Diduga Menista Profesi Perawat, PPNI Ngumpat!

26 Januari 2017   16:17 Diperbarui: 26 Januari 2017   18:11 1368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar dari Youtube

Tak usah mengawali kata embel-embelan yang menawan. Kabar dukanya dunia keperawatan dini hari heboh di media sosial mengenai Aksi koboi yang dilakukan oleh seorang gubernur Bapak Zumi Zola terkait sidaknya ke RSUD Raden Mataher Jambi. 

Dalam aksi sidaknya dianggap tidak manusiawi terhadap tenaga kesehatan khususnya perawat indonesia, betapa tidak hal ini dibuktikan Gubernur Zumi Zola dengan menggandeng awak media ketika itu mendapatkan sejumlah tenaga kesehatan (perawat & dokter) sedang tidur kemudian dengan suara lantang menghardik pegawai tenaga kesehatan bahkan menggebrak meja serta sempat juga mensepak bak sampah. Kelihatannya Seperti menggeladah pencuri kelas kakap biadab koruptur disiang bolong bahkan ironinya bisa juga disamakan layaknya menggerebek tempat prostitusi diwaktu malam gelab gulita dengan iringan suara membentak ”bangun !!!,, Bangung !!

Zumi zola dalam video tersebut mengklarifikasi “tidak ada yang jaga tidak ada yang jaga”. Padahal realitasnya tidak semua perawat yang jaga saat itu tertidur (Napping). Bila menonton videonya ketika bapak gubernur melontarkan pertanyaan yang sama dengan beberapa kali“ada yang jaga? Ada Yang jaga?” dengan sepontan salah seseorang perawat berjaket biru (lk) mengancungkan tangan bahwa dia jaga. 

Tapi pada saat pak Zumi zola datang ia sedang melayani pasian dalam ruang perawatan. Inilah hasil output sistem pendidikan negara kita hanya mampu menghasilkan manusia-manusia pemimpin yang ber-intelektual tapi tidak jarang mereka buta hati.

Inilah ulah bapak Zumi Zola menegur petugas tenaga kesehatan yang jaga saat itu seperti halnya mereka tidak punya harga diri alias benda mati. Hakikatnya pemimpin harus menjadi teladan, punya etika dan memberikan suport terhadap bawahannya. Namun tidak sebaliknya menunjukan ego dan arogansi hanya akan membunuh karakter. Apalagi diikuti beberapa gerombolan awak media hanya akan mempermalukan tenaga kesehatan khususnya profesi perawat .

Mirisnya Wajah suram profesi perawat di mata Zumi zola semakin berkibar pada klarifikasinya di Metro TV (kemarin 23 Januari) sampai dituduhkan kepada perawat pernah menyuruh pasien memasang infus sendiri? Apa mungkin?,, Apa masuk akal??,, ada perawat yang memerintahkan pasiennya untuk memasangkan infus sendiri??? Mungkin saja beliau sekedar cocoklogis belaka.

Menurut hemat penulis , sidak tengah malam yang dilakukan oleh bapak gubernur diruang perawatan sangat tidak efektif alias bukan pilihan bijak, tentunya berbeda dengan tinjau sidak di ruang UGD (Unit Gawat Darurat) perawat super aktif memberikan pelayanan keperawatan dalam menghadapi pasien urgen kapanpun itu. Inipun bisa istrahat jika tidak ada pasien. 

Di ruang perawatan semestinya pak Zumi zola melakukan sidak dipagi/siang hari, dimana bisa berinteraksi secara komprehensif melihat lebih telanjang lagi kesemrawutan rumah sakit tersebut dengan berinteraksi pada pasien-pasien yang ada, meninjau banyaknya fasilitas yang tidak berfungsi serta tidak kalah pentingnya pak gubernur semestinya menadah telinga mendengar keluh kesah tenaga perawat. Apakah kesejahteraan perawat sudah diperlakukan manusiawi atau belum?? Bukan hanya jago, sekedar menemukan perawat yang tidur dan marah-marah sambil di publish. Perbuatan ini jelas sangan tidak beradab.

Semestinya bapak Gubernur tahu pengertian tidur dalam dunia keperawatan itu terbagi atas dua istilah yaitu Napping dan sleeping. Sleeping yaitu kegiatan tidur lelap atau tidur total dilakukan oleh seseorang dengan durasi waktu panjang dan sangat jauh berbeda dengan pengertian Napping menurut James Maas seorang Psikolog sosial dari Cornel University yaitu kegiatan tidur dalam waktu singkat dengan memutus tidur sebelum masuk ke dalam fase tidur lelap atau Slow-wave sleep (SWS) yang bertujuan untuk memulihkan kesegaran (revitalisasi) tubuh dalam waktu singkat. 

Artinya, tidur dengan durasi sebentar selama kurang dari 30 menit meski sesingkat 6 hingga 10 menit sangat dibutuhkan oleh tenaga kesehatan khususnya perawat karena dianggap mampu mengembalikan kesadaran, meningkatkan performa dan memicu konsolidasi daya ingat secara aktif.

Apa iya perawat harus pelototin hingga pagi hari pada pasiennya yang lagi istrahat (bed rest). Ketahuilah, Perawat juga manusia butuh istrahat (Napping) bukan laksana robot. Pertanyaanya disaat tenaga profesi perawat sedang membutuhkan pembelaan dimanakah peran PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun