Desa Bareng Krajan, terutama Dusun Bantengan dan Dusun Badas, kini memiliki wajah baru dalam urusan kebersihan. Hal ini berkat inisiatif mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Maarif Hasyim Latif (UMAHA) tahun 2025 yang menghadirkan bak sampah pemilahan di berbagai titik strategis desa, khususnya di tempat-tempat umum seperti pemakaman, tempat ibadah, dan pos kamling. Program sederhana ini sebenarnya menyimpan pesan besar: membangun kesadaran masyarakat untuk lebih peduli pada lingkungan dan menanamkan kebiasaan hidup bersih sejak dini.
Sampah rumah tangga yang setiap hari dihasilkan masyarakat sering kali bercampur antara organik dan anorganik. Tanpa pemilahan dan pengelolaan yang tepat, sampah tersebut dapat menimbulkan bau tidak sedap, mengganggu kesehatan, serta merusak pemandangan desa. Menyadari hal ini, mahasiswa KKN UMAHA 2025 mengambil langkah nyata dengan menyiapkan bak sampah khusus untuk organik dan anorganik. Tidak berhenti di sana, mereka juga mengedukasi warga mengenai cara pemilahan sampah, sehingga fasilitas yang ada benar-benar bermanfaat.
Acara peresmian penempatan bak sampah dilakukan di balai desa dengan suasana penuh keakraban. Perangkat desa, tokoh masyarakat, dan perwakilan warga turut hadir memberikan dukungan dan apresiasi. Seusai acara, mahasiswa bersama warga bergotong royong menempatkan bak sampah di titik-titik strategis yang mudah diakses masyarakat. "Bak sampah ini bukan hanya tempat membuang sampah, tetapi juga media belajar. Kami berharap warga mulai terbiasa memilah sampah, sehingga kebersihan desa terjaga dan masalah sampah bisa berkurang," ujar Vicky, Wakil Ketua KKN UMAHA 2025.
Tak berhenti di situ, mahasiswa KKN juga menggelar sosialisasi pemanfaatan bak sampah di Pasar Jum'at Dusun Badas pada 22 Agustus 2025. Kegiatan ini berlangsung interaktif karena pasar merupakan salah satu pusat aktivitas warga yang menghasilkan cukup banyak sampah. Melalui pendekatan langsung, mahasiswa mengajak pedagang dan pengunjung untuk mulai terbiasa membuang sampah sesuai kategori organik maupun anorganik. Sosialisasi ini menjadi bukti nyata bahwa kesadaran lingkungan bisa ditanamkan di ruang publik, di mana aktivitas masyarakat berlangsung sehari-hari.
Respons masyarakat terhadap program ini sangat positif. Bahkan, beberapa warga mengaku siap memanfaatkan sampah organik sebagai pupuk tanaman, sementara sampah anorganik akan dikumpulkan untuk didaur ulang menjadi Paving Blok. Dengan cara ini, sampah tidak lagi dipandang sebagai masalah, melainkan bisa memberi nilai tambah bagi lingkungan. Perangkat desa pun mengapresiasi langkah mahasiswa karena sudah memberikan program kerja yang bermanfaat bagi Masyarakat.
Selain program pendukung di bidang kebersihan, mahasiswa KKN UMAHA 2025 juga menjalankan sejumlah program pendukung yang juga bermanfaat, salah satunya pembuatan plang RT di Dusun Bantengan dan Dusun Badas. "Dengan adanya plang RT ini sangat membantu untuk mengenali rumah tiap -- tiap RT, apalagi untuk pendatang baru dan tamu dari luar seperti saat awal kemarin Mahasiswa KKN katanya sulit menemukan rumah RT yang ada di Bantengan dan Badas" ucap salah satu ketua RT. Kehadiran plang RT ini memudahkan masyarakat mengenali wilayah masing-masing, sekaligus membantu tertib administrasi desa. Meski sederhana, program pendukung ini semakin memperkuat wajah desa yang tertata dan beridentitas jelas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI