Sengkuni berhasil meyakinkan Duryudana bahwa kekuatan Astina tak bakal bisa dikalahkan oleh para Pandawa. Di Astina ada Bhisma sebagai bentengnya negara, ada Durna yang menjadi guru olah keprajuritan para Pandawa, ada juga Adipati Karna yang diyakinkan mampu menghadapi Arjuna dengan senjata Konta-nya.
Belum lagi jika Prabu Salya yang merupakan mertua Duryudana dan Karna mendukungnya. Kekuatan yang demikian hebat itu tak bakal dapat dikalahkan oleh para Pandawa.
Dan benar, dalam lakon 'Kresna Duta', Duryudana menolak memberikan kembali haknya para Pandawa. Akhirnya persoalan antara Pandawa dan Kurawa ini memang harus diselesaikan lewat jalan peperangan.
Perang antara Pandawa melawan Kurawa kemudian terjadi di padang Kurusetra.
Perhitungan Sengkuni dan Kurawa ternyata meleset. Mereka lupa bahwa di pihak Pandawa ada Sri Kresna, titisan Dewa Wisnu. Kurawa akhirnya mengalami kekalahan demi kekalahan. Sengkuni pun  harus menemui ajalnya di medan perang sebelum perang itu benar-benar usai.
Dari kisah pewayangan tersebut diatas, dapat dilihat bahwa tokoh Sengkuni ini adalah orang yang konsisten dalam memperjuangkan negeri asalnya, kakak perempuan dan keponakan-keponakan Kurawa-nya. Sengkuni tidak berhenti berjuang hingga sampai sampai ajalnya. Dan juga tak pernah melakukan pembelotan atau penghianatan dalam perjuangannya.
Bravo Sengkuni!
podjok pawon, September 2019