Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sengkuni, Tokoh yang Konsisten Jalan Politiknya

14 September 2019   09:37 Diperbarui: 14 September 2019   09:53 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: pinterest.com/thofa294

Siapakan sesungguhnya Sengkuni itu?

Dalam dunia pewayangan, nama Sengkuni ini merujuk pada sosok satria yang berasal dari negeri Plasajenar atau Gandara. Dia adalah saudara dari dewi Gendari yang menjadi isteri Drestarata yang menjadi raja di Astina.

Sengkuni juga adalah seorang patih di Astina sekaligus pemomong bagi para keponakannya (anak-anak dari Drestarata dan Dewi Gendari) yang dikenal dengan nama para Kurawa.

Sebagai ahli waris negeri Plasajenar yang merupakan kerajaan kecil, kedudukan Sengkuni sebagai Patih di Astina ini sangat berguna demi tetap tegak dan makmurnya negeri asalnya itu. Apalagi dengan status Dewi Gendari sebagai ibusuri bagi para Kurawa.

Oleh karena itu Sengkuni selalu berusaha agar kedudukan raja atau kursi singgasana di Astina itu bisa dikuasai oleh para Kurawa dengan cara mendudukkan Duryudana (saudara tertua Kurawa) menjadi raja di Astina. Semua itu dilakukan semata-mata demi negeri Plasajenar sekaligus demi menyenangkan kakak perempuan dan keponakan-keponakan Kurawa-nya.

Untuk memuluskan rencananya, langkah pertama yang dilakukan oleh Sengkuni adalah harus menyingkirkan Pandawa dengan cara pembunuhan supaya tahta Astina jatuh ke tangan Duryudana. Usaha pembunuhan yang dalam kisah pewayangan disebut 'Lakon Bale Sigala-Gala' ini gagal. Pandawa selamat dari kebakaran saat acara raja suya.

Kegagalan membunuh Pandawa ini tetap membawa hasil karena semenjak peristiwa kebakaran itu Pandawa 'menghilang' dan dianggap sudah meninggal semua. Duryudana berhasil naik tahta Astina karena Sengkuni berhasil mendesak Drestarara agar segera mengangkat raja untuk mengisi kekosongan tahta Astina.

Ketika mengetahu para Pandawa masih hidup dan kembali ke Astina, Sengkuni pun menyarankan agar Duryudana tetap kukuh memegang tahta Astina dan mempersilakan kepada para Pandawa untuk membuat kerajaan atau istana sendiri di wilayah yang nantinya akan bernama Amarta atau Indraprasta.

Namun usaha untuk menyingkirkan para pandawa tetap tidak surut dalam benak Sengkuni. Cara yang lain kemudian ditempuhnya, yaitu cara judi yang dalam lakon pewayangan dikenal dengan nama lakon 'Pandawa Dadu'.

Rencana itu sukses, para Pandawa berhasil dikalahkan dalam acara judi dadu. Amarta berhasil dikuasai oleh Astina lewat pertaruhan di meja judi. Sayang keberhasilan Sengkuni ini kemudian dianulir oleh para tetua Astina seperti Bhisma dan Widura dan kemudian disepakati dengan para Pandawa yang diharuskan untuk menyembuyikan diri selama 12 tahun sebagai syarat kembalinya tahta Amarta.

Dua belas tahun berlalu ketika para Pandawa kembali dari pembuangan selama 12 tahun, Sengkuni tetap berusaha mempengaruhi Duryudana agar tetap kukuh tak mengembalikan kekuasaan Pandawa atas Amarta. Bahkan seandainya haris diselesaikan dengan jalan peparangan. Pihak Astina tak perlu takut dengan Pandawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun