Saat matahari mulai bergeser ke barat,  Ki Demang Kuntoro ditemani Pringgo berangkat menuju ke kedung  yang berada di bawah air terjun Bargowok, yang kondang banyak dan besar-besar ikannya. Meskipun terkenal angker, kedung ini merupakan tempat favorit bagi mereka berdua untuk memancing ikan.
Di tepian sungai  yang menuju kedung Bargowok, mereka berdua bertemu dengan sekelompok anak-anak yang tengah asyik bermain pasir. Saat keduanya sudah dekat, disapa anak-anak itu dengan ramah dan dibalas dengan sapaan yang ramah dan penuh canda dari anak-anak.
Tiba-tiba saja anak-anak itu menyanyikan tembang secara serempak:
- E...dayohe rep teko
- E...tutupono jolo
- E...jolone bedah
- E...ditambal jadah
- E...jadahe wayu
- E...pakakno asu
- E...asune mati
- E...uncalno kali
- E...kaline mambu
- E...cemplungono asu
Begitu selesai menembang seperti itu, sambil tertawa terbahak-bahak anak-anak itu lalu lari dan melompat masuk ke air.
Pringgo yang menyaksikan kelakuan anak-anak itu tak kuasa menahan tawanya. Sementara itu Ki Demang hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kejadian seperti itu. Dipandangnya Pringgo yang sedang tertawa terpingkal-pingkal itu dengan tajam.
Pringgo yang dipandang dengan tatapan seperti itu lalu berkata,"Sumpah kakang, bukan aku yang mengajari mereka nembang!" Melihat wajah Pringgo yang antara menahan untuk tidak tertawa dan ketakutan, Ki Demang Kuntoro pun menjadi tertawa lepas.
Keduanya pun lalu melanjutkan perjalanannya menuju kedung Bargowok untuk memancing ikan.