Mohon tunggu...
William Klemens
William Klemens Mohon Tunggu... Ilustrator - A person who loves football

Football & sport enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengupas Kecerdikan Juventus Memanfaatkan Titik Lemah Chelsea

1 Oktober 2021   09:27 Diperbarui: 1 Oktober 2021   09:30 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Juventus Berkumpul merayakan gol Chiesa saat melawan Chelsea. (Sumber: Juventus.com) 

Juventus sepertinya sudah mulai menamukan performanya kembali. Setelah rangkaian hasil buruk di awal musim, klub berjuluk "si nyonya tua" ini kembali ke jalan kemenangannya, dan korban terakhir yang menjadi amukannya ialah Si "biru london" Chelsea. Juventus meraih kemenangan keduanya di fase grup UEFA Champions league musim ini setelah membungkam Chelsea dengan skor tipis 1-0.  Tren kemenangan ini berbanding terbalik dengan lawannya yang justru menelan kekalahan dua kali beruntun dengan skor yang sama.

Pertandingan yang diadakan di Juventus Stadium ini membuat penulis merasa "dejavu." Bagaimana tidak. Karena proses 2 pertandingan terakhir Chelsea ini memiliki beberapa kemiripan. Mulai dari skor, Chelsea yang tertinggal lebih dulu dari lawannya, ditambah dengan sulitnya Chelsea menembus lini belakang lawan. Yang berbeda hanyalah formasi yang digunakan Chelsea (3-5-2 dan 3-4-3), dan permainan lawannya, yakni City menyerang dan Juventus bermain lebih bertahan membiarkan Chelsea memegang bola (namun tidak parkir bis). 

Allegri pastinya sudah mempelajari Chelsea secara dalam. Juventus sendiri berhasil memanfaatkan space yang ditinggalkan oleh para pemain Chelsea ketika sedang menyerang. Tidak sampai disitu, bahkan Juventus lebih banyak menciptakan peluang berbahaya untuk membuka keunggulan lebih dini. Data memang mencatat kalau penguasaan bola Chelsea lebih besar (74%). Tapi sayangnya, penguasaan bola yang begitu banyak tidak disertai dengan efektivitas yang memadai. Yang ada, pemain Chelsea hanya passing kiri-kanan berputar-putar tanpa bisa menemukan solusi apapun di area lawan. Chelsea beruntung tidak dihukum lebih awal oleh Juve karena penyelesian akhir yang tidak tepat sasaran di babak pertama. Barulah di babak kedua mereka mencetak 1 gol.

Alur operan Chelsea dalam pertandingan melawan Juventus.(Sumber: https://twitter.com/BetweenThePosts) 
Alur operan Chelsea dalam pertandingan melawan Juventus.(Sumber: https://twitter.com/BetweenThePosts) 

Pada akhirnya , 1 gol Juventus jelas lebih baik dari pada nol-nya Chelsea.  Berkat soliditas dan kedisiplinan dari De Ligt, dkk.,  pemain Chelsea sampai dibuat frustasi karena begitu ulitnya menembus pertahanan Juventus. 

Di atas kertas, Formasi Juventus memang 4-3-3. Namun diatas lapangan Cuadrado posisinya lebih kedalam dan Chiesa lebih ketengah bersamaan dengan bernadeschi sehingga formai lebih ke 4-4-2. Formasi ini merupakan lawan yang pas untuk melawan 3-4-3 nya Chelsea yang memiliki kelemahan di lini tengah. Menggantikan Morata dan Dybala yang cedera, ada Chiesa dan Bernadeschi, dua pemain memiliki kecepatan untuk mendobrak pertahanan Chelsea. Karena Juve main bertahan, maka formasinya lebih ke arah 5-4-1 menggunakan garis pertahanan rendah dengan Chiesa yang sendirian berada didepan. 

Keputusan Thomas Tuchel dengan bermain 3-4-3 sangatlah masuk akal. Melihat Juventus yang bermain bertahan meskipun di kandang sendiri, Tuchel butuh lebih banyak daya gedor di lini depan. Tapi kenapa Chelsea tidak bisa mencetak satu gol pun?

Selain pertahanan kokoh, rapat dan disiplin yang ditampilkan oleh Juventus, penulis juga melihat setidaknya ada 3 hal yang menyulitkan Chelsea:

1. Kurangnya Kreativitas. Selama Chelsea menyerang, mereka hanya bisa mengoper kiri kanan passing balik ke belakang. Melakukan crossing di babak pertama saja hampir tidak pernah. Sehingga supply bola ke lini depan terutama untuk Lukaku, semakin tehambat.

2. Tidak adanya pemain yang bisa penetrasi di babak pertama. Passing cepat satu dua saja tidak cukup jika menghadapi lawan yang bertahan dalam seperti Juventus. Butuh pemain yang penetratif, dan bisa menarik pemain lawan dan membuka ruang bagi rekannya. Chelsea memiliki 3 pemain dengan tipe ini. Werner, Pulisic dan Hudson-Odoi. Di babak ke-2 Odoi baru diturunkan, itupun sebagai wingback. Namun Odoi bisa menarik beberapa pemain lawan sepanjang ia memegang bola.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun