Mohon tunggu...
Pendidikan

Totipotensi, Kelicikan atau Kecerdikan?

18 Agustus 2018   15:19 Diperbarui: 25 Agustus 2018   20:20 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Totipotensi adalah sifat yang dimiliki oleh sel, organ, atau jaringan pada tumbuhan untuk menjadi satu organisme yang besar dan utuh dari sebuah sel yang kecil. Teori totipotensi yang kita ketahui sekarang ini pada mulanya sulit untuk dibuktikan, karena minimnya nutrisi dan hormone pada tanaman. Namun, lambat laun, teori mengenai totipotensi sendiri akhirnya bisa dibuktikan karena adanya penemuan auksin, indol acetic acid, dan naphthalene acetic acid pada tahun 1930. Tokoh yang mengembangkan teori totipotensi adalah G. Heberland, ahli fisiologi dari Jerman pada tahun 1898. Salah satu percobaan yang terkenal yang dilakukan oleh F.C Stewart, seorang dosen dari Cornell University pada tahun 1969 mengenai totipotensi adalah percobaan yang dilakukan kepada wortel, yaitu bagian akar floem pada wortel dipotong tipis-tipis. Setelah dipotong tipis-tipis, pada wortel tersebut terbentuklah sebuah kalus, yaitu sel-sel jaringan awal yang belum terdeferensiasi, namun mereka memecah belah secara terus menerus. Kalus dari wortel yang ada lalu dipindahkan ke media yang memiliki nutrisi, lalu di media itulah, kalus dari wortel bertumbuh menjadi sebuah tanaman yang baru dan utuh. Hipotesis pertama mengenai totipotensi muncul pada tahun 1838, yang dikemukakan oleh Schleiden dan Schwann (teori totipotensi sel), yang menyatakan bahwa setiap sel pada tumbuhan bisa bertumbuh dari satuan yang kecil menjadi orgnisme yang besar dan utuh jika kondisi lingkungan yang ditempati sesuai dan benar benar mendukung perkembangan tumbuhan. Metode totipotensi sering dimanfaatkan untuk keperluan pelestarian tumbuhan langka di dunia.

Metode totipotensi pada tanaman memiliki kemiripan dengan metode setek pada tanaman, namun perbedaannya terlihat dari alat yang digunakan untuk menjalankan metode totipotensi yang harus lebih steril daripada alat pada metode setek. Aktivitas totipotensi yang akan dilakukan juga harus melalui beberapa tahap. Tahap pertama, adalah tahap pembuatan media. Pada tahap ini, media yang akan dipilih untuk ditempati oleh tanaman yang akan dikultur jaringan tergantung dengan jenis tanaman dan banyaknya tanaman yang ingin dikultur jaringan. Tahap berikutnya adalah tahap inisiasi, yaitu tahap pengambilan eksplan pada tanaman yang akan dikultur, dan sumber pengambilan eksplan selalu dipastikan memenuhi kriteria yang dibutuhkan. Dalam tahap ini, organ yang dieksplan biasanya adalah tunas pada tanaman. Tahap berikutnya adalah tahap sterilisasi, yaitu tahap dimana totipotensi dilakukan pada tempat yang sudah steril dan orang yang dalam keadaan steril juga. Tahap ketiga dilakukan dengan menyemprot etanol pada tanaman. Setelah tahap sterilisasi selesai, totipotensi dilanjutkan dengan tahap multiplikasi, yang dilakukan dengan menanam eksplan di media kultur yang kaya akan mikro dan makro untuk memperbanyak calon tanaman. Selanjutnya, tahap yang dilakukan adalah tahap pengakaran, yang menandai bahwa totipotensi berjalan dengan baik, karena akar dan tunas pada tanaman yang ditotipotensi sudah bertumbuh. Setelah tahap pengakaran selesai, totipotensi diakhiri dengan tahap aktimalisasi, yaitu tahap dimana eksplan sudah bisa dibawa keluar dari tempat yang steril dan bisa terkena sinar matahari secara langsung. Dalam melakukan totipotensi, ada banyak sekali jenis teknik totipotensi yang bisa kita coba untuk lakukan. Beberapa diantaranya meliputi teknik meristem culture, pollen culture, dan chloroplast culture. Teknik meristem culture sendiri merupakan teknik totipotensi yang menggunakan jaringan muda, dan teknik meristem bermanfaat untuk meminimalisir penyakit pada tanaman. Berikutnya adalah teknik pollen culture, yaitu teknik yang memanfaatkan benang sari atau serbuk sari dari tanaman yang akan digandakan. Teknik berikutnya adalah chloroplast culture, yang memanfaatkan kloroplas untuk memperbaiki tanaman dengan cara membuat varietas tanaman yang baru. Dengan melakukan metode totipotensi ini, ada beberapa manfaat yang bisa kita rasakan. Manfaat pertama, adalah singkatnya waktu dan sedikitnya anggaran yang dibutuhkan untuk melakukan metode totipotensi. Hal ini disebabkan karena totipotensi sendiri bisa meningkatkan kekebalan tanaman terhadap berbagai macam virus, jamur, dan bakteri yang bisa mengganggu pertumbuhan tanaman. Selain bisa menghemat waktu dan biaya, totipotensi juga bisa membuat satu jenis tanaman menghasilkan jenis tanaman yang baru dalam waktu singkat, dan juga totipotensi ini bisa mempermudah penggandaan tanaman. Penggandaan tanaman yang dipermudah bisa membantu para ilmuwan untuk bisa melestarikan tanaman yang langka atau bahkan sudah hampir punah, supaya populasi tanaman tersebut bisa terjaga. Teknik totipotensi juga sangat mudah untuk digunakan oleh orang awam, karena totipotensi tidak bergantung pada musim. Tanaman bisa terus bertumbuh dengan baik, meskipun musim sedang kurang baik. Hasil varietas yang dihasilkan oleh metode totipotensi adalah hasil yang bisa diunggulkan, dan aktivitas menghasilkan varietas unggul pada tanaman melalui totipotensi bisa dilakukan oleh siapa saja.

Bagi saya, totipotensi ini sendiri sangat baik jika dimanfaatkan untuk segala keperluan yang ada di dunia sains khususnya biologi. Dalam pelestarian tanaman misalnya, yaitu jika ada sebuah tanaman yang sebenarnya memiliki banyak manfaat dan baik adanya, namun terancam punah karena faktor alam atau karena faktor keserakahan manusia, totipotensi bisa menjadi solusi yang baik untuk mengembalikan tanaman yang bermanfaat tersebut. Dengan kata lain, totipotensi menandakan bahwa sekalipun sebuah tanaman populasinya bahkan tinggal satu saja di dunia, tanaman tersebut masih memiliki harapan yang tinggi untuk bisa berkembang biak dan menghasilkan tanaman sejenis lain. Selain bisa melestarikan tanaman langka, saya sendiri merasa setuju dengan adanya totipotensi karena dengan manfaatnya yang bisa menggandakan tanaman, totipotensi juga bisa memperbanyak populasi tanaman yang bermanfaat untuk keperluan kesehatan dan kecantikan. Misalnya, di sebuah negara, terdapat penyakit langka yang sulit untuk ditemukan obatnya. Penyakit tersebut kemudian tersebar ke seluruh dunia, dan banyak korban yang berjatuhan akibat adanya penyakit tersebut. Lalu, di negara asal penyakit tersebut, ditemukanlah sebuah obat dalam bentuk tanaman yang bisa diolah yang bisa menangkal penyakit tersebut, namun yang menjadi masalah adalah negara tersebut adalah negara miskin dan tidak memiliki cukup biaya untuk menyebarkan obat yang mereka miliki ke seluruh dunia. Totipotensi dalam contoh kasus ini bisa benar benar berguna. Penyelesaiannya, jika ada orang pintar yang sukarela untuk pergi ke negara miskin tersebut, mereka akan mengambil bagian tanaman penangkal penyakit yang akan digunakan untuk totipotensi, lalu bagian tersebut dijaga dengan baik dan dibawa ke negara lain untuk di totipotensikan di negara lain, sehingga tanaman penangkal penyakit tersebut bisa tumbuh dengan baik di negara lain dan manfaat dari tanaman bisa dirasakan oleh orang-orang dari negara tersebut. Selain mengenai penyebaran tanaman yang bisa dilakukan, manfaat totipotensi juga bisa berkaitan dengan meningkatkan kreativitas yang dimiliki oleh manusia. Hal ini dikarenakan, totipotensi bisa digunakan untuk menciptakan varietas tanaman yang baru. Dengan terciptanya varietas tanaman yang baru, tentu manusia akan bisa memanfaatkan tanaman dengan lebih bervariasi juga dan lebih kreatif. Selain itu, tanaman baru juga membuat dunia sains terasa lebih indah karena adanya banyak variasi tanaman. Hal berikutnya yang membuat saya setuju dengan adanya totipotensi adalah dikarenakan melalui totipotensi ini, sebuah negara juga bisa mempromosikan budaya mereka. Budaya yang dimaksud disini adalah tanaman endemik yang dimiliki sebuah negara. Misalnya, jika di Indonesia kita memiliki tanaman endemik yang bernama Anaphalis javanica, maka tentu kita bisa berbangga sebagai orang Indonesia dan kita juga bisa mempromosikan atau mengenalkan tanaman tersebut kepada orang-orang diluar Indonesia. Salah satu cara terbaik untuk mengenalkan tanaman tersebut adalah dengan melakukan totipotensi, karena dengan adanya totipotensi, tanaman bisa ditumbuhkan diluar negeri dan orang di luar Indonesia bisa mengenal langsung dan melihat langsung tanaman tersebut. Kegunaan lain dari totipotensi selain promosi budaya adalah membantu proses pertanian dalam kehidupan manusia, karena totipotensi bisa menciptakan bibit yang unggul dan memiliki kualitas yang baik, sehingga proses pertanian pun bisa berjalan dengan baik, tanpa harus terlalu memikirkan musim atau cuaca yang tidak mendukung.

Namun, dibalik semua keuntungan dan manfaat totipotensi yang kita bisa rasakan, ada pula kerugian atau hal buruk yang bisa terjadi akibat adanya totipotensi. Hal buruk pertama yang bisa terjadi adalah adanya penyebaran penyakit yang bisa terjadi dengan mudah. Misalnya, saat ada tanaman mengandung virus dan bakteri jahat yang berpotensi menyebarkan penyakit yang mengerikan, totipotensi bisa saja malah membuat penyakit tersebut menjadi tersalur ke seluruh dunia jika tanaman tersebut ditotipotensi, karena sel yang ada pada tanaman yang memiliki penyakit mengerikan tersebut tentu memiliki kualitas yang buruk dan sel tersebut mengandung penyakit juga. Jika sel dari tanaman yang mengandung penyakit ditotipotensi, maka sel tersebut nantinya akan tumbuh juga menjadi tanaman yang penuh dengan penyakit dan tidak ada gunanya sama sekali. Selain faktor adanya penyebaran penyakit melalui totipotensi tanaman, totipotensi juga membuat pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab (atau bisa dibilang orang-orang pintar yang menyalahgunakan kepintarannya) membuat ulah. Misalnya, adalah pencurian budaya tanpa izin dengan cara pembajakan tanaman endemik. Contoh kasusnya, di sebuah negara (katakanlah negara A), terdapat sebuah tanaman yang endemik dan sudah menjadi ciri khas dari negara tersebut yang membuat negara tersebut dikenal oleh banyak orang. Lalu, secara diam-diam, orang-orang tidak bertanggung jawab dari pihak luar (negara B) mendatangi keberadaan tanaman tersebut, lalu mengiris salah satu bagian tanaman, lalu tanpa seizin pemerintah setempat di negara A, tanaman tersebut bisa ditotipotensi di negara B dan tumbuh dengan baik. Tidak hanya mencuri tanaman negara A tanpa izin, namun negara B juga bisa saja mengklaim secara sembarangan bahwa tanaman yang dicuri mereka dari negara A merupakan budaya asli mereka, padahal seharusnya itu adalah milik negara A. Hal ini tentu tidak baik untuk kelangsungan negara A karena tanamannya dibajak tanpa izin. Solusi yang tepat untuk negara A adalah dengan pemerintah dari negara A membuat kebijakan yang bisa mengatur tentang undang undang mengenai pembajakan tanaman dan menghukun dengan tegas para pembajak.

Dari sini, bisa disimpulkan bahwa totipotensi bisa menjadi sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia sehari-hari, namun juga bisa menjadi boomerang bagi kehidupan manusia juga mengingat totipotensi bisa saja disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Saya sendiri cenderung menyetujui adanya praktek totipotensi karena totipotensi sendiri cenderung bermanfaat dan efek sampingnya mudah untuk ditangani. Jika tidak ada totipotensi di dunia ini, maka akan ada efek sampingnya juga. Salah satunya, tanaman yang langka akan sulit untuk dilestarikan, karena tidak bisa digandakan dan sulit untuk berkembang biak dengan baik, mengingat keadaan dunia saat ini yang banyak orang yang tidak bertanggung jawab yang merusak alam dengan cara membakar hutan atau menebang pohon dengan sembarangan untuk keperluan pribadi, sehingga membuat populasi suatu spesies tanaman menjadi terancam punah. Totipotensi adalah baik untuk dilakukan dan sangat bermanfaat, asalkan jangan disalahgunakan. (Jsp)

Referensi: 1, 2, 3, 4, dan 5.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun