Beberapa saat yang lalu kita dikejutkan dengan peraturan baru yang mencabut kewajiban mampu berbahasa Indonesia bagi pekerja asing. Hal ini jelas bertolak belakang dengan apa yang dikatakan Jokowi saat debat capres 2014. Dimana secara jelas Jokowi mengatakan akan mempersulit asing dan memprioritaskan pada anak negeri.Â
Dengan segala pembenarannya yang terdengar janggal, akhirnya peraturan itu dipaksakan berlaku juga. Secara praktis peraturan ini tentu akan menaikkan tingkat masuknya TKA menyerbu lowongan pekerjaan di Indonesia. Tetapi secara tidak jujur, penguasa selalu menganggap berita soal TKA adalah hoax.
Ironis, banyak tamatan SMA dan sarjana dipaksa jadi tukang ojek. Tetapi pekerjaan yang sebetulnya masih terjangkau oleh anak negeri diberikan pada TKA.
Saat ini bukan saja TKA yang dibebaskan mengacak - ngacak fundamental ekonomi Indonesia dengan cara merebut pekerjaan anak bangsa. Tetapi usaha skala Kecil pun akan di biarkan dimakan oleh asing. Batasan investasi menimal 10 milyar rupiah tertutup untuk asing, jelas akan membunuh banyak UKM UKM di Indonesia. Angka 10 milyar rupiah bukanlah angka yang besar, disisi lain. Besaran angka tersebut bisa sangat manipulatif dalam prakteknya.
Menjadi Penonton di negeri sendiri
Jelas bahwa saat ini sebagai warga negara Indonesia, kita tidak akan aman lagi berusaha dan bekerja di negeri sendiri. Ekonomi dikuasai oleh asing, baik dari sisi tenaga kerja maupun pelaku usaha dan pemerintah tidak bisa hadir disana.Â
Benar kata Pak Prabowo, Indonesia mungkin akan berkembang, tetapi itu bukan milik kita. Secara defakto, asing akan seolah memiliki wilayah sendiri yang tidak tersentuh kedaulatan RI secara ekonomi sambil menikmati Tax Holiday dan mengeruk kekayaan alam dan pasar dalam negeri yang besar. Rakyat Indonesia hanya akan menjadi pekerja kasar dengan daya beli rendah, untuk mengkonsumsi jasa dan barang asing yang dibuat di dalam negeri tetapi keuntungannya mengalir ke negara asal.
Jika tidak dihentikan, Indonesia benar- Â benar akan bubar.
Perilaku Jokowi sebagai Presiden RI saat ini, sudah sangat - sangat mengkhawatirkan nasib bangsa dan anak cucu kita. Kita hanya akan semakin dipinggirkan dan kebagian pekerjaan kasar bergaji rendah, sedangkan ekonomi, dunia usaha, perdagangan, produksi, distribusi, perbankan, tenaga kerja, dll praktis akan dikuasai oleh asing.Â
Secara institusi kekuasaan mungkin Indonesia tidak bubar di tahun 2030, tetapi secara defacto pemerintah tidak akan memiliki kekuatan lagi mengendalikan ekonomi dan memeratakan distribusi kemakmuran di Indonesia. Bagaimana mau berkuasa, jika semua sendi ekonomi dikuasai asing, pembayar pajak dikuasai asing? Jadilah presiden RI di masa depan hanya semacam kaum priyayi di masa kompeni.
Secara teknis, saat itulah Indonesia bubar, Indonesia kembali masuk dalam era imperalisme kolonialisme era millenia. Itu sudah dimulai oleh Jokowi, saat memberi pentas pada boyband korea selatan manggung di Asian Games, memberi panggung pada bos Alibaba dan mempromosikan band band metal asing yang sebetulnya sudah kadaluwarsa.Â