Mohon tunggu...
Angel Sang Pemenang
Angel Sang Pemenang Mohon Tunggu... -

demokrasi telah mati

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Penjual Pulau yang Mengaku Bhinneka

8 Juni 2018   08:47 Diperbarui: 8 Juni 2018   09:15 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Saat ini kata "bhinneka" sudah banyak dibajak oleh para penjahat. Kata bhinneka seperti punya makna baru, bahwa ketika minoritas mengintimidasi dan mendzolimi mayoritas dianggap sebagai kesetaraan atau bermakna bhinneka. Kita tentu ingat nelayan seperti halnya petani yang bisa disebut mayoritas masyarakat yang kurang beruntung dan banyak hidup dibawah garis kemiskinan.

Nelayan gurem yang mewakili kelompok masyarakat mayoritas dan kurang beruntung, tanpa ba bi bu tanpa ganti rugi tiba tiba lautnya diuruk untuk jadi pulau baru. Bagaimana nelayan kecil mau mencari ikan jika lautnya menjadi keruh karena tanah urug, biota laut mati dan lahan menyempit. Dengan bersilat lidah para penguruk laut ini mengkacaukan logika publik, seolah setelah pulau baru dibikin, maka banjir akan berhenti.

Bagaimana mungkin air sungai bisa mengalir ke pantai, jika pantainya di urug tinggi - tinggi? Bagaimana logika pulau buatan bisa bikin banjir di darat jadi hilang? Logika bodoh yang disampaikan secara provokatif dengan dukungan iklan politik di media. Soal duit dihamburkan untuk iklan politik memang bukan masalah besar, toh duit itu juga hasil garong apbd.

Luar biasanya pat gulipat penjual pulau dengan pengusaha hitam, justru memenjarakan seorang anggota dprd karena jebakan batman. Sedangkan si "makelar" sendiri lolos bahkan berhasil mendirikan salah satu partai paling provokatif. Ya, walaupun si mantan penguasa sudah di bui, ternyata kaki tangannya aktif memporak - porandakan dan memprovokasi dengan jualan "bhinneka yang sudah dimanipulasi".

Tulisan ini adalah panggilan pulang untuk mereka yang tidak sadar sudah berada ditempat yang tidak seharusnya. Jangan biarkan identitas keagamaan anda dibajak oleh partai penjual pulau. Terlalu mahal harga yang anda harus bayar untuk mendapatkan uang haram. Disebut uang haram, karena kita tahu, seberapa bobrok sebetulnya dulu ada apbd yg sudah diselewengkan.

Salam Bhinneka Tunggal Ika yang sebenar benarnya.

Selamat atas disegelnya pulau buatan, pulau ikonik yang berkonotasi kolonialisme jaman now.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun