Mohon tunggu...
Angel Sang Pemenang
Angel Sang Pemenang Mohon Tunggu... -

demokrasi telah mati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Harus Ganti Presiden?

17 April 2018   16:30 Diperbarui: 17 April 2018   17:42 1620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ganti Presiden adalah hal yang normal saja, menjadi lucu karena banyak yang baper gara gara tagar ganti presiden. Bahkan ada yang pidato sambil emosional, "emang kaos bisa ganti presiden?" Ya tentu saja kaos ga bisa ganti presiden, karena presiden harus manusia bukan benda mati semacam kaos, boneka atau apalagi hewan. Eh iya hewan kan bukan benda matikan? Kecuali cebong yang kepanasan ga dapat air, lama - lama tentu bisa mati.

Seharusnya kita ini santai saja, kalau memang kerja benar dan jujur, ya ga perlu dong takut diganti. Kalaupun jadi rakyat biasa ga perlu juga jadi panik-kan? Tapi kita jadi juriga jika ada yang jadi takut sama kaos. 

Rupanya ada yang menganggap kaos menjadi hantu yang menakutkan, masuk dalam mimpi - mimpi di malam gelap. Merasa pagi menjadi terlalu lama untuk ditunggu, malam mencekam oleh arwah - arwah gentayangan yang mati karena dilindas kemiskinan.

Sebetulnya alam itu adil, alam itu selalu memihak pada yang lemah itu sebabnya tidak ada diktator yang tidak tumbang. Tidak ada kekejaman yang langgeng. Bahkan alam seringkali menunjukkan kuasa yang luar biasa menghempas para diktator. 

Banyak cerita yang menulis diktator berakhir di penjara dan dicerai isterinya. Tentu diktator yang saya tulis ini bukan soal Indonesia. Katakan saja diktator ini ada di alam imaginasi. Karena seringkali imajinasi itu jujur, tumbuh dari kesadaran kodrati manusia. Tapi entahlah saya bukan seniman apalagi pujangga.

Saya hanya orang biasa yang resah dan bingung. Resah bukan karena diputus pacar, tapi resah dengan para tetangga yang beringas. Bingung bukan karena kaos Ahmad Dhani, tapi bingung itu ada sponsor pasar swalayan kali ya?

Saya benar - benar bingung sama politik, jadi saya ga tertarik politik. Saya hanya merasa heran saja soal import garam, import ikan. Katanya kapal asing ditenggelamkan demi nelayan, tapi nyatanya nelayan sulit melaut. Susah dinalar siapa yang benar, hampir empat tahun ikan ga boleh diambil dari laut, tapi jumlah ikan di laut ga kunjung banyak. Punya laut lebar, tapi ikan kecil2 yang kata nelayan ga ada harganya toh kita import. Saya cuma rakyat kecil ga tahu lagi siapa sebenarnya yang bohong, dan mengapa mereka bohong?

Saya juga bingung ini tulisan tentang siapa, jaman sedang susah bahkan mengeluhpun dilarang. Karena jaman now ini kata orang banyak pemimpin baper. Gampang tersinggung, ckckck...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun